Rabu, 26 Juni 2013

Cerita Sex Remaja semasa SMA

Cerita Sex Remaja semasa SMA - Cerita sex Remaja Ngewek Bersama Anak SMU, Lintas Jagat - Cerita Sex yang akan kuceritakan di Bergairah.org ini adalah pengalamanku ngentot cewek sma bispak tapi aku akui toketnya gede banget dan amoi banget memeknya. Berawal dari aku yang dapat tender gede, aku dan temanku akhirnya ingin sedikit bersenang-senang dan mencoba fantasi seks baru dengan cewek-cewek abg belia. Akhirnya setelah tanya kesana kemari, ketemu juga dengan yang namanya Novi dan Lisa. 2 cewek ini masih sma kelas 3, tapi mereka sangat liar sekali. Baru kelas 3 sma aja udah jadi lonte perek dan cewek bispak. Apalagi nanti kalo dah gede ya ? memeknya soak kali ye :P . Ahh tapi saya ga pernah mikirin itu, yang penting memeknya bisa digoyang saat ini dan bisa muasin kontol saya. Udah itu aja yang penting. Untuk urusan lainnya bukan urusan saya :) .

Aku segera mengambil HP-ku dan menelpon Andi, temanku itu.

“Di.., OK deh gue jemput lu ya besok.. Mumpung cewek gue sedang nggak ada”
“Gitu donk.. Bebas ni ye.. Emangnya satpam lu kemana?”
“Ke Surabaya.. Ada saudaranya kawinan”
“Besok jangan kesiangan ya datangnya.. Jam 11-an deh”
“OK”

Setelah itu kunyalakan sebatang rokok, dan kuteruskan pekerjaanku.

*****

Pagi itu, aku berangkat ke Bogor. Dalam perjalanan, aku mampir ke tempat salah satu klienku di daerah Tebet, untuk mengambil pembayaran proyek yang telah kuselesaikan. Setelah mengambil cek pembayaran, segera aku menuju tol Jagorawi. Sialnya ban mobilku sempat kempes, untungnya hal itu terjadi sebelum aku masuk jalan tol. Akibatnya, sekalipun aku telah memacu mobilku, baru sekitar jam 12.30 aku sampai di rumah Andi.

“Sialan lu.. Gue udah tunggu-tunggu dari tadi, baru dateng”. Andi berkata sedikit kesal ketika membuka pintu rumahnya.
“Sorry.. Gue perlu ke klien dulu.. Udah gitu tadi bannya kempes, mesti ganti ban dulu di tengah jalan”
“Anterin gue tambal ban dulu yuk.. Baru kita cabut” sambungku lagi.
“Bentar.. Gue ganti dulu ya”. Andi pun kemudian ngeloyor pergi ke kamarnya.

Sambil menunggu, aku membaca koran di ruang tamu. Tak lama Siska, adik Andi, datang membawa minuman.

“Kok udah lama nggak mampir Mas?”
“Iya Sis, habis sibuk.. Mesti cari duit nih” jawabku.
“Mentang-mentang udah jadi pengusaha.. Sombong ya” godanya sambil tertawa kecil. Siska ini memang cukup akrab denganku. Anaknya memang ramah dan menyenangkan. Kami pun bersenda gurau sambil menunggu kakaknya yang sedang bersiap.

Setelah Andi muncul, kami segera berangkat menuju tukang tambal ban terdekat. Setelah beres, aku membawa mobilku menuju sebuah bank swasta untuk mencairkan cek dari klienku. Antrian lumayan panjang hari itu, akibatnya cukup lama juga kami menghabiskan waktu di sana.

Saat keluar dari bank tersebut, jam telah menunjukkan pukul 14.00 siang, sehingga aku mengajak Andi mampir ke sebuah restoran fast food untuk makan siang. Di restoran itu, kami bertemu dengan dua gadis ABG cantik yang masih berseragam SMA. Yang seorang berambut pendek, dengan wajah yang manis. Tubuhnya tinggi langsing, dengan kulit agak hitam, tetapi bersih. Sedangkan yang satu berwajah cantik, berkulit putih dan berambut panjang. Tubuhnya tidak terlalu tinggi, tetapi yang paling menarik perhatian adalah tubuhnya yang padat. Payudaranya tampak besar menerawang di balik seragam sekolahnya. Kami tersenyum pada mereka dan mereka pun membalas dengan genit.

“Wan.. Kita ajak mereka yuk..” kata Andi.
“Boleh aja kalau mereka mau” jawabku.
“Tapi lu yang traktir ya bos.., kan baru ngambil duit nih”
“Beres deh”

Andi pun kemudian menghampiri mereka dan mengajak berkenalan. Memang Andi ini pemberani sekali dalam hal begini. Dia memang terkenal playboy, punya banyak cewek. Hal itu didukung dengan perawakannya yang lumayan ganteng.

“Lisa..” kata gadis berambut pendek itu saat mengenalkan dirinya.
“Ini temannya siapa namanya” tanyaku sambil menatap gadis seksi temannya.
“Novi” kata gadis itu sambil mengulurkan tangannya. Langsung kusambut jabatan tangannya yang halus itu.

Aku dan Andi lalu pindah ke meja mereka. Kami berempat berbincang-bincang sambil menikmati hidangan masing-masing. Ketika diajak, mereka setuju untuk jalan-jalan bersama ke Puncak. Setelah selesai makan, waktu berjalan menuju mobil, kulihat payudara Novi tampak sedikit bergoyang-goyang saat dia berjalan. Ingin rasanya kulumat habis payudara gadis belia itu.

*****

Setelah berjalan-jalan di Puncak menikmati pemandangan, kami pun cek in di sebuah motel di sana.

“Lu kan yang traktir Wan.. Lu pilih yang mana?” bisik Andi saat kami sedang mengurus cek-in. Memang sebelumnya aku yang janji akan traktir, karena aku baru saja menerima pembayaran dari salah satu proyekku.
“Novi” jawabku pendek.
“Hehe.. Lu nafsu liat bodynya ya?” bisik Andi lagi sambil tertawa kecil. Setelah itu, kamipun segera cek-in. Kugandeng tangan Novi, sedangkan Andi tampak merangkul bahu Lisa menuju kamar.

Setelah kukunci pintu kamar, tak sabar langsung kudekap tubuh Novi. Langsung kucium bibirnya dengan penuh gairah. Tanganku dengan gemas meremas gundukan payudaranya. Setelah puas menciumi bibirnya, kuciumi lehernya, dan kemudian segera kubuka kancing baju seragamnya.

“Iih Mas.. Udah nggak sabar pengin nyusu ya?” godanya.

Tak kuhiraukan perkataannya, langsung kuangkat cup BH-nya yang tampak kekecilan untuk menampung payudaranya yang besar itu. Langsung kuhisap dengan gemas daging kenyal milik Novi, gadis SMA cantik ini.

“Ahh.. Ahh” erangnya ketika puting payudaranya yang telah mengeras kujilati dan kuhisap. Tangan Novi mengangkat payudaranya, sambil tangannya yang lain menekan kepalaku ke dadanya.
“Enak Mas.. Ahh” erangnya lebih lanjut saat mulutku dengan ganas menikmati payudara yang sangat menggoda nafsu birahiku.
“Jilati putingnya Mas..” pintanya. Erangannya semakin menjadi dan tangannya menjambak rambutku ketika kuturuti permintaannya dengan senang hati.

Puas menikmati payudara gadis belia ini, kembali kuciumi wajahnya yang cantik. Lalu kutekan bahunya, dan diapun mengerti apa yang aku mau. Dengan berjongkok di depanku, dibukanya restleting celanaku. Tak sabar, kubantu dia membuka seluruh pakaianku.

“Ih.. Mas, gede banget..” desahnya lirih ketika penisku mengacung tegak di depan wajahnya yang cantik. Dielusnya perlahan batang kemaluanku itu.
“Memang kamu belum pernah liat yang besar begini?”
“Belum Mas.. Punya cowok Novi nggak sebesar ini.” jawabnya. Tampak matanya menatap gemas ke arah kemaluanku.
“Arghh.. Enak Nov..” erangku ketika Novi mulai mengulum kepala penisku.

Dijilatinya lubang kencingku, dan kemudian dikulumnya penisku dengan bernafsu. Sementara itu tangannya yang halus mengocok batang penisku. Sesekali diremasnya perlahan buah zakarku. Rasa nikmat yang tiada tara menghinggapi tubuhku, ketika gadis cantik ini memompa penisku dengan mulutnya. Kulihat kepalanya maju mundur menghisapi batang kejantananku. Kuusap-usap rambutnya dengan gemas. Karena capai berdiri, akupun pindah duduk di kursi. Novi kemudian berjongkok di depanku.

“Novi isap lagi ya Mas.. Novi belum puas..” katanya lirih.

Kembali mulut gadis belia ini menghisapi penisku. Sambil mengelus-elus rambutnya, kuperhatikan kemaluanku menyesaki mulutnya yang mungil. Ruangan segera dipenuhi oleh eranganku, juga gumaman nikmat Novi saat menghisapi kejantananku. Saat kepalanya maju mundur, payudaranya pun bergoyang-goyang menggoda. Kuremas dengan gemas bongkahan daging kenyal itu.

“Nov.., jepit pakai susumu Nov..” pintaku.

Novi langsung meletakkan penisku di belahan payudaranya, dan kemudian kupompa penisku. Sementara itu tangan Novi menjepitkan payudaranya yang besar, sehingga gesekan daging payudaranya memberikan rasa nikmat luar biasa pada penisku.

“Yes.. Yes..” akupun tak kuasa menahan rasa nikmatku. Setelah beberapa lama, kusodorkan kembali penisku ke mulutnya, yang disambutnya dengan penuh nafsu.

Cerita Sex Remaja - Setelah puas menikmati mulut dan payudara gadis SMA ini, kuminta dia untuk bangkit berdiri. Kuciumi lagi bibirnya dan kuremas-remas rambutnya dengan gemas. Tanganku melepas restleting rok seragam abu-abunya, kemudian kuusap-usap vaginanya yang mulai mengeluarkan cairan membasahi celana dalamnya. Kusibak sedikit celana dalam itu dan kuusap-usap bibir vagina dan klitorisnya. Tubuh Novi menggelinjang di dalam dekapanku. Erangannya semakin menjadi.

Aku sudah ingin menyetubuhi gadis muda ini. Kubalikkan badannya dan kuminta dia menungging bertumpu di meja rias. Kubuka celana dalamnya sehingga dia hanya tinggal mengenakan baju seragamnya yang kancingnya telah terbuka.

“Ahh..” jeritnya panjang ketika penisku mulai menerobos vaginanya yang sempit.
“Gila.. Memekmu enak banget Nov..” kataku ketika merasakan jepitan dinding vagina Novi.

Langsung kupompa penisku di dalam vagina gadis cantik itu. Sementara itu, tanganku memegang pinggulnya, terkadang meremas pantatnya yang membulat. Novi pun menjerit-jerit nikmat saat tubuh belianya kusetubuhi dengan gaya doggy-style. Kulihat di kaca meja rias, wajah Novi tampak begitu merangsang. Wajah cantik gadis belia yang sedang menikmati persetubuhan. Payudaranya pun tampak bergoyang-goyang menggemaskan di balik baju seragamnya yang terbuka.

Bosan dengan posisi ini, aku kembali duduk di kursi. Novi lalu duduk membelakangiku dan mengarahkan penisku ke dalam vaginanya. Kusibakkan rambutnya yang panjang indah itu dan kuciumi lehernya yang putih mulus. Sementara itu tubuh Novi bergerak naik turun menikmati kejantananku. Tanganku tak ketinggalan sibuk meremas payudaranya.

“Ahh.. Ahh.. Ahh..” erang Novi seirama dengan goyangan badannya di atas tubuhku. Terkadang erangan itu terhenti saat kusodorkan jemariku untuk dihisapnya.

Beberapa saat kemudian, kuhentikan goyangan badannya dan kucondongkan tubuhnya agak ke belakang, sehingga aku dapat menghisapi payudaranya. Memang enak sekali menikmati payudara kenyal gadis cantik ini. Dengan gemas kulahap bukit kembarnya dan sesekali kujilati puting payudara yang berwarna merah muda. Erangan Novi semakin keras terdengar, membuat aku menjadi semakin bergairah. Setelah selesai aku menikmati payudara ranumnya, kembali tubuh belia Novi mencari pelepasan gairah mudanya dengan memompa penisku naik turun dengan liar. Tak kusangka seorang gadis SMA dapat begini binal dalam bermain seks.

Cukup lama aku menikmati persetubuhan dengan gadis cantik ini di atas kursi. Lalu kuminta dia berdiri, dan kembali kami berciuman. Kubuka baju seragam sekolah berikut BH-nya sehingga sekarang kami berdua telah telanjang bulat. Kembali dengan gemas kuremas dan kuhisap payudara gadis 17 tahunan itu. Aku ingin segera menuntaskan permainan ini. Lalu kutuntun dia untuk merebahkan diri di atas ranjang. Aku pun kemudian mengarahkan penisku kembali ke dalam vaginanya.

“Ahh..” erang Novi kembali ketika penisku kembali menyesaki liang kewanitaannya.

Langsung kupompa dengan ganas tubuh anak sekolah ini. Erangan nikmat kami berdua memenuhi ruangan itu, ditambah dengan bunyi derit ranjang menambah panas suasana. Kulihat Novi yang cantik menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri menahan nikmat. Tangannya meremas-remas sprei ranjang.

“Mas.. Novi hampir sampai Mas.. Terus.. Ahh.. Ahh” jeritnya sambil tubuhnya mengejang dalam dekapanku.

Tampak dia telah mencapai orgasmenya. Kuhentikan pompaanku, dan tubuhnya pun kemudian lunglai di atas ranjang. Kuperhatikan butir keringat mengalir di wajahnya nan ayu. Payudaranya naik turun seirama dengan helaan nafasnya. Payudara belia yang indah, besar, kenyal, dan padat. Mulutku pun dengan gemas kembali menikmati payudara itu dengan bernafsu.

Setelah itu, kucabut penisku dan kembali kujepitkan di payudaranya. Kali ini aku yang menjepitkan daging payudaranya pada penisku. Novi masih tampak terkulai lemas. Lalu kupompa kembali penisku dalam belahan payudara gadis ini. Jepitan daging kenyal itu membuatku tak dapat bertahan begitu lama. Tak lama aku pun menyemburkan spermaku di atas payudara gadis SMA yang seksi ini.

*****

Kami akhirnya menginap di motel tersebut. Selama di sana, aku sangat puas menikmati tubuh sintal Novi. Berulang kali aku menyetubuhinya, baik di atas ranjang, di meja rias, di kursi, ataupun di kamar mandi sambil berendam di bathtub. Sebenarnya ingin aku menginap lebih lama lagi, tetapi hari Senin itu aku harus menemui klienku di pagi hari, sementara ada bahan yang masih perlu dipersiapkan.

Hari Minggu malam, kami pun kembali ke Bogor. Kali ini ganti Andi yang menyetir mobilku. Lisa duduk di kursi penumpang di depan, sedangkan Novi dan aku duduk di belakang. Dalam perjalanan, melihat Novi yang cantik duduk di sebelahku, dengan rok mini yang memamerkan paha mulusnya, membuatku kembali bergairah. Akupun mulai menciuminya sambil tanganku mengusap-usap pahanya. Kusibakkan celana dalamnya, dan kumainkan vaginanya dengan jemariku.

“Ehmm..” erangnya saat klitorisnya kuusap-usap dengan gemas.

Erangannya terhenti karena mulutnya langsung kucium dengan penuh gairah. Tanganku lalu membuka baju seragam sekolahnya. Kuturunkan cup BH-nya sehingga payudaranya yang besar itu segera mencuat keluar menantang.

“Suka banget sih Mas.. Nyusuin Novi” ucapnya lirih.
“Iya habis susu kamu bagus banget” bisikku.

Desah Novi kembali terdengar ketika lidahku mulai menari di atas puting payudaranya yang sudah menonjol keras. Kuhisap dengan gemas gunung kembar gadis cantik ini hingga membuat tubuhnya menggelinjang nikmat.

“Gantian dong Nov” bisikku ketika aku sudah puas menikmati payudaranya yang ranum.

Kami pun kembali berciuman sementara tangan Novi yang halus mulai membukai resleting celanaku. Diturunkannya celana dalamku, sehingga penisku yang telah membengkak mencuat keluar dengan gagahnya. Novi pun kemudian mendekatkan wajah ayunya pada kemaluanku itu, dan rasa nikmat menjalar di tubuhku ketika mulutnya mulai mengulum penisku. Sambil menghisapi penisku, Novi mengocok perlahan batangnya, membuatku tak tahan untuk menahan erangan nikmatku.

“Ihh.. Gede banget.. Lisa juga pengen dong..”. Tiba-tiba aku dikagetkan oleh suara Lisa yang ternyata entah sejak kapan memperhatikan aktifitas kami di belakang.
“Pindah aja ke sini” kataku sambil mengelus-elus rambut Novi yang masih menghisapi penisku.

Lisa pun kemudian melangkah pindah ke bangku belakang. Langsung kuciumi wajahnya, yang walaupun tidak secantik Novi tetapi cukup manis. Lidahku dan lidahnya sudah saling bertaut, sementara Novi masih sibuk menikmati penisku.

“Di.. Bentar ya nanti gantian..” kataku pada Andi yang melotot melihat dari kaca spion.
“Oke deh bos..” jawabnya sambil terus melotot melihat pemandangan di bangku belakang mobilku. Setelah puas berciuman, kucabut penisku dari mulut Novi.
“Ayo Lis.. Katanya kamu suka” kataku sambil sedikit menekan kepala Lisa agar mendekat ke kemaluanku.
“Iya.. Abis gede banget..” katanya sambil dengan imutnya menyibakkan rambut yang menutupi telinganya.
“Ahh.. Yes..” desahku saat Lisa memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Dihisapinya batang kemaluanku seperti anak kecil sedang memakan permen lolipop. Rasa nikmat yang tak terhingga menjalari seluruh syarafku.

Cukup lama juga Lisa menikmati penisku. Sementara itu Novi kembali menyodorkan payudara mudanya untuk kunikmati. Setelah beberapa lama kuhisapi payudaranya, Novi kemudian mendekatkan wajahnya ke arah kemaluanku dan menciumi buah zakarku, sementara Lisa masih sibuk mengulum batang kemaluanku.

“Nih gantian Nov..” katanya sambil menyorongkan penisku ke mulut Novi yang berada di dekatnya. Novi pun dengan sigap kembali mempermainkan kemaluanku dengan mulutnya. Sementara itu, kali ini gantian Lisa yang menjilati dan menciumi buah zakarku.

Saat itu aku merasa seperti sedang berada di surga. Dua orang gadis SMA yang cantik sedang menghisapi dan menjilati penisku secara bergantian. Kuelus-elus kepala gadis-gadis ABG yang sedang menikmati kelelakianku itu. Nikmat yang kurasakan membuatku merasa tak akan tahan terlalu lama lagi. Tetapi sebelumnya aku ingin menyetubuhi Lisa. Ingin kurasakan nikmat jepitan vagina gadis hitam manis ini.

Kuminta dia untuk duduk di pangkuan sambil membelakangiku. Kusibakkan celana dalamnya, sambil kuarahkan penisku dalam liang nikmatnya. Sengaja tak kuminta dia untuk membuka pakaiannya, karena aku tak mau menarik perhatian kendaraan yang melintas di luar sana.

“Ah..” desah Lisa ketika penisku mulai menyesaki vaginanya yang tak kalah sempit dengan kepunyaan Novi.

Lisa kemudian menaik-turunkan tubuhnya di atas pangkuanku. Novi pun tak tinggal diam, diciuminya aku ketika temannya sedang memompa penisku dalam jepitan dinding kewanitaannya. Goyangan tubuh Lisa membuatku merasa akan segera menumpahkan spermaku dalam vaginanya. Aku berusaha sekuat tenaga agar tidak ejakulasi terlebih dahulu sebelum dia orgasme. Sambil menciumi Novi, tanganku memainkan klitoris Lisa.

“Ah.. Terus Mas.. Lisa mau sampai..” desahnya. Semakin cepat kuusap-usap klitorisnya, sedangkan tubuh Lisa pun semakin cepat memompa penisku.
“Ahh..” erangnya nikmat saat mengalami orgasmenya.

Tubuhnya tampak mengejang dan kemudian terkulai lemas di atas pangkuanku. Aku pun mengerang tertahan saat aku menyemburkan ejakulasiku dalam vagina gadis manis ini. Setelah beristirahat sejenak, kami segera membersihkan diri dengan tisu yang tersedia.

“Mau gantian Di? ” tanyaku pada Andi yang tampak sudah tidak tenang membawa mobilku.
“So pasti dong” jawab Andi sambil menepikan mobil di tempat yang sepi.

Kami pun berganti tempat. Aku yang membawa mobil, sedangkan Andi pindah duduk di jok belakang. Rencananya dia juga akan main threesome, tetapi Novi juga ikut beranjak ke bangku depan.

“Aku cape ah Mas..” katanya.

Andi tampak kecewa, tetapi apa boleh buat. Kami pun segera melanjutkan perjalanan kami. Kudengar suara lenguhan Andi di jok belakang. Lewat kaca spion kulihat Lisa sedang mengulum penisnya. Karena sudah puas, aku tak begitu mempedulikannya lagi.

Sesampainya di Bogor, kedua gadis itu kami turunkan di tempat semula, sambil kuberi uang beberapa ratus ribu serta uang taksi.

“Kalau ke Bogor hubungi Novi lagi ya Mas..” kata Novi manis saat kami akan berpisah. Kulihat beberapa orang memperhatikan mereka. Mungkin mereka curiga kok ada dua gadis berseragam SMA di hari Minggu, malam lagi he.. He..
“Wan.. Gue doain lu dapat banyak proyek deh.. Biar lu traktir gue kayak tadi lagi..” kata Andi ketika aku turunkan di depan rumahnya.
“Sip deh..” jawabku sambil pamit pulang.

Cerita Sex Remaja - Kukebut mobilku menyusuri jalan tol Jagorawi menuju Jakarta. Aku tersenyum puas. Yang dulu selalu menjadi obsesiku, kini bisa menjadi kenyataan. Ternyata hidup itu indah.

Kamis, 20 Juni 2013

Jumat, 14 Juni 2013

Cerita Ngentot Dengan Anak SMP Kelas 3

Cerita Ngentot Dengan Anak SMP Kelas 3 - Riska adalah seorang gadis pelajar kelas 3 di sebuah SMP negeri terkemuka di kota S. Gadis yang berusia 17 tahun ini memiliki tubuh yang sekal dan padat, kulitnya kuning langsat. Rambutnya tergerai lurus sebahu, wajahnya juga lumayan cantik.
Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara, ayahnya adalah seorang pejabat yang kini bersama ibunya tengah bertugas di ibukota, sedang kakak-kakaknya tinggal di berbagai kota di pulau jawa ini karena keperluan pekerjaan atau kuliah. Maka tinggallah Riska seorang diri di rumah tersebut, terkadang dia juga ditemani oleh sepupunya yang mahasiswi dari sebuah universitas negeri ternama di kota itu.
Sebagai anak ABG yang mengikuti trend masa kini, Riska sangat gemar memakai pakaian yang serba ketat termasuk juga seragam sekolah yang dikenakannya sehari-hari. Rok abu-abu yang tingginya beberapa senti di atas lutut sudah cukup menyingkapkan kedua pahanya yang putih mulus, dan ukuran roknya yang ketat itu juga memperlihatkan lekuk body tubuhnya yang sekal menggairahkan.
Penampilannya yang aduhai ini tentu mengundang pikiran buruk para laki-laki, dari yang sekedar menikmati kemolekan tubuhnya sampai yang berhasrat ingin menggagahinya. Salah satunya adalah Parno, si tukang becak yang mangkal di depan gang rumah Riska. Parno, pria berusia 40 tahunan itu, memang seorang pria yang berlibido tinggi, birahinya sering naik tak terkendali apabila melihat gadis-gadis cantik dan seksi melintas di hadapannya.
Sosok pribadi Riska memang cukup supel dalam bergaul dan sedikit genit termasuk kepada Parno yang sering mengantarkan Riska dari jalan besar menuju ke kediaman Riska yang masuk ke dalam gang.
Suatu sore, Riska pulang dari sekolah. Seperti biasa Parno mengantarnya dari jalan raya menuju ke rumah. Sore itu suasana agak mendung dan hujan rintik-rintik, keadaan di sekitar juga sepi, maklumlah daerah itu berada di pinggiran kota YK. Dan Parno memutuskan saat inilah kesempatan terbaiknya untuk melampiaskan hasrat birahinya kepada Riska. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk lokasi tempat dimana Riska nanti akan dikerjai. Parno sengaja mengambil jalan memutar lewat jalan yang lebih sepi, jalurnya agak jauh dari jalur yang dilewati sehari-hari karena jalannya memutar melewati areal pekuburan.
“Lho koq lewat sini Pak?”, tanya Riska.
“Di depan ada kawinan, jadi jalannya ditutup”, bujuk Parno sambil terus mengayuh becaknya.
Dengan sedikit kesal Riska pun terpaksa mengikuti kemauan Parno yang mulai mengayuh becaknya agak cepat. Setelah sampai pada lokasi yang telah direncanakan Parno, yaitu di sebuah bangunan tua di tengah areal pekuburan, tiba-tiba Parno membelokkan becaknya masuk ke dalam gedung tua itu.
“Lho kenapa masuk sini Pak?”, tanya Riska.
“Hujan..”, jawab Parno sambil menghentikan becaknya tepat di tengah-tengah bangunan kuno yang gelap dan sepi itu. Dan memang hujan pun sudah turun dengan derasnya.
Bangunan tersebut adalah bekas pabrik tebu yang dibangun pada jaman belanda dan sekarang sudah tidak dipakai lagi, paling-paling sesekali dipakai untuk gudang warga. Keadaan seperti ini membuat Riska menjadi semakin panik, wajahnya mulai terlihat was-was dan gelisah.
“Tenang.. Tenang.. Kita santai dulu di sini, daripada basah-basahan sama air hujan mending kita basah-basahan keringat..”, ujar Parno sambil menyeringai turun dari tempat kemudi becaknya dan menghampiri Riska yang masih duduk di dalam becak.
Bagai tersambar petir Riskapun kaget mendengar ucapan Parno tadi.
“A.. Apa maksudnya Pak?”, tanya Riska sambil terbengong-bengong.
“Non cantik, kamu mau ini?” Parno tiba-tiba menurunkan celana komprangnya, mengeluarkan penisnya yang telah mengeras dan membesar.
Riska terkejut setengah mati dan tubuhnya seketika lemas ketika melihat pemandangan yang belum pernah dia lihat selama ini.
“J.. Jaangan Pak.. Jangann..” pinta Riska dengan wajah yang memucat.
Sejenak Parno menatap tubuh Riska yang menggairahkan, dengan posisinya yang duduk itu tersingkaplah dari balik rok abu-abu seragam SMU-nya kedua paha Riska yang putih bersih itu. Kaos kaki putih setinggi betis menambah keindahan kaki gadis itu. Dan di bagian atasnya, kedua buah dada ranum nampak menonjol dari balik baju putih seragamnya yang berukuran ketat.
“Ampunn Pak.. Jangan Pak..”, Riska mulai menangis dalam posisi duduknya sambil merapatkan badan ke sandaran becak, seolah ingin menjaga jarak dengan Parno yang semakin mendekati tubuhnya.
Tubuh Riska mulai menggigil namun bukan karena dinginnya udara saat itu, tetapi tatkala dirasakannya sepasang tangan yang kasar mulai menyentuh pahanya. Tangannya secara refleks berusaha menampik tangan Parno yang mulai menjamah paha Riska, tapi percuma saja karena kedua tangan Parno dengan kuatnya memegang kedua paha Riska.
“Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg.. Jangann..”, Riska meronta-ronta dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya. Akan tetapi Parno malahan semakin menjadi-jadi, dicengkeramnya erat-erat kedua paha Riska itu sambil merapatkan badannya ke tubuh Riska.
Riska pun menjadi mati kutu sementara isak tangisnya menggema di dalam ruangan yang mulai gelap dan sepi itu. Kedua tangan kasar Parno mulai bergerak mengurut kedua paha mulus itu hingga menyentuh pangkal paha Riska. Tubuh Riska menggeliat ketika tangan-tangan Parno mulai menggerayangi bagian pangkal paha Riska, dan wajah Riska menyeringai ketika jari-jemari Parno mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.
“Iihh..”, pekikan Riska kembali menggema di ruangan itu di saat jari Parno ada yang masuk ke dalam liang vaginanya.
Tubuh Riska menggeliat kencang di saat jari itu mulai mengorek-ngorek lubang kewanitaannya. Desah nafas Parno semakin kencang, dia nampak sangat menikmati adegan ‘pembuka’ ini. Ditatapnya wajah Riska yang megap-megap dengan tubuh yang menggeliat-geliat akibat jari tengah Parno yang menari-nari di dalam lubang kemaluannya.
“Cep.. Cep.. Cep..”, terdengar suara dari bagian selangkangan Riska. Saat ini lubang kemaluan Riska telah banjir oleh cairan kemaluannya yang mengucur membasahi selangkangan dan jari-jari Parno.
Puas dengan adegan ‘pembuka’ ini, Parno mencabut jarinya dari lubang kemaluan Riska. Riska nampak terengah-engah, air matanya juga meleleh membasahi pipinya. Parno kemudian menarik tubuh Riska turun dari becak, gadis itu dipeluknya erat-erat, kedua tangannya meremas-remas pantat gadis itu yang sintal sementara Riska hanya bisa terdiam pasrah, detak jantungnya terasa di sekujur tubuhnya yang gemetaran itu. Parno juga menikmati wanginya tubuh Riska sambil terus meremas remas pantat gadis itu.
Selanjutnya Parno mulai menikmati bibir Riska yang tebal dan sensual itu, dikulumnya bibir itu dengan rakus bak seseorang yang tengah kelaparan melahap makanan.
“Eemmgghh.. Mmpphh..”, Riska mendesah-desah di saat Parno melumat bibirnya. Dikulum-kulum, digigit-gigitnya bibir Riska oleh gigi dan bibir Parno yang kasar dan bau rokok itu. Ciuman Parno pun bergeser ke bagian leher gadis itu.
“Oohh.. Eenngghh..”, Riska mengerang-ngerang di saat lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Parno.
Cengkeraman Parno di tubuh Riska cukup kuat sehingga membuat Riska sulit bernafas apalagi bergerak, dan hal inilah yang membuat Riska pasrah di hadapan Parno yang tengah memperkosanya. Setelah puas, kini kedua tangan kekar Parno meraih kepala Riska dan menekan tubuh Riska ke bawah sehingga posisinya berlutut di hadapan tubuh Parno yang berdiri tegak di hadapannya. Langsung saja oleh Parno kepala Riska dihadapkan pada penisnya.
“Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu”, bentak Parno sambil menjambak rambut Riska.
Takut pada bentakan Parno, Riska tak bisa menolak permintaannya. Sambil terisak-isak dia sedikit demi sedikit membuka mulutnya dan segera saja Parno mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Riska.
“Hmmphh..”, Riska mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu masuk ke dalam mulutnya hingga pipi Riska menggelembung karena batang kemaluan Parno yang menyumpalnya.
“Akhh..” sebaliknya Parno mengerang nikmat. Kepalanya menengadah keatas merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Riska di sekujur batang kemaluannya yang menyumpal di mulut Riska.
Riska menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Parno. Sementara kedua tangan Parno yang masih mencengkeram erat kepala Riska mulai menggerakkan kepala Riska maju mundur, mengocok penisnya dengan mulut Riska. Suara berdecak-decak dari liur Riska terdengar jelas diselingi batuk-batuk.
Beberapa menit lamanya Parno melakukan hal itu kepada Riska, dia nampak benar-benar menikmati. Tiba-tiba badan Parno mengejang, kedua tangannya menggerakkan kepala Riska semakin cepat sambil menjambak-jambak rambut Riska. Wajah Parno menyeringai, mulutnya menganga, matanya terpejam erat dan..
“Aakkhh..”, Parno melengking, croot.. croott.. crroott..
Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan Parno yang mengisi mulut Riska yang terkejut menerima muntahan cairan itu. Riska berusaha melepaskan batang penis Parno dari dalam mulutnya namun sia-sia, tangan Parno mencengkeram kuat kepala Riska. Sebagian besar sperma Parno berhasil masuk memenuhi rongga mulut Riska dan mengalir masuk ke tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari sela-sela mulut Riska.
“Ahh”, sambil mendesah lega, Parno mencabut batang kemaluannya dari mulut Riska.
Nampak batang penisnya basah oleh cairan sperma yang bercampur dengan air liur Riska. Demikian pula halnya dengan mulut Riska yang nampak basah oleh cairan yang sama. Riska meski masih dalam posisi terpaku berlutut, namun tubuhnya juga lemas dan shock setelah diperlakukan Parno seperti itu.#www.kabarterbaru.net | Cerita Sex Video 3gp ABG
“Sudah Pak.. Sudahh..” Riska menangis sesenggukan, terengah-engah mencoba untuk ‘bernego’ dengan Parno yang sambil mengatur nafas berdiri dengan gagahnya di hadapan Riska.
Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Parno membuat tenaganya menjadi kuat berlipat-lipat kali, apalagi dia telah menenggak jamu super kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya. Setelah berejakulasi tadi, tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang kemaluannya kembali mengacung keras siap menerkam mangsa lagi.
Parno kemudian memegang tubuh Riska yang masih menangis terisak-isak. Riska sadar akan apa yang sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu sesuatu yang lebih mengerikan. Badan Riska bergetar ketika Parno menidurkan tubuh Riska di lantai gudang yang kotor itu, Riska yang mentalnya sudah jatuh seolah tersihir mengikuti arahan Parno.
Setelah Riska terbaring, Parno menyingkapkan rok abu-abu seragam SMU Riska hingga setinggi pinggang. Kemudian dengan gerakan perlahan, Parno memerosotkan celana dalam putih yang masih menutupi selangkangan Riska. Kedua mata Parno pun melotot tajam ke arah kemaluan Riska. Kemaluan yang merangsang, ditumbuhi rambut yang tidak begitu banyak tapi rapi menutupi bibir vaginanya, indah sekali.
Parno langsung saja mengarahkan batang penisnya ke bibir vagina Riska. Riska menjerit ketika Parno mulai menekan pinggulnya dengan keras, batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke dalam liang vagina Riska.
“Aakkhh..”, Riska menjerit lagi, tubuhnya menggelepar mengejang dan wajahnya meringis menahan rasa pedih di selangkangannya.
Kedua tangan Riska ditekannya di atas kepala, sementara ia dengan sekuat tenaga melesakkan batang kemaluannya di vagina Riska dengan kasar dan bersemangat.
“Aaiihh..”, Riska melengking keras di saat dinding keperawanannya berhasil ditembus oleh batang penis Parno. Darah pun mengucur dari sela-sela kemaluan Riska.
“Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh..” Parno mendesis nikmat.
Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Parno langsung menggenjot tubuh Riska dengan kasar.
“Oohh.. Oogghh.. Oohh..”, Riska mengerang-ngerang kesakitan. Tubuhnya terguncang-guncang akibat gerakan Parno yang keras dan kasar. Sementara Parno yang tidak peduli terus menggenjot Riska dengan bernafsu. Batang penisnya basah kuyup oleh cairan vagina Riska yang mengalir deras bercampur darah keperawanannya.
Sekitar lima menit lamanya Parno menggagahi Riska yang semakin kepayahan itu, sepertinya Parno sangat menikmati setiap hentakan demi hentakan dalam menyetubuhi Riska, sampai akhirnya di menit ke-delapan, tubuh Parno kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari tubuhnya yang hitam kekar itu dan Parno pun berejakulasi.
“Aahh..” Parno memekik panjang melampiaskan rasa puasnya yang tiada tara dengan menumpahkan seluruh spermanya di dalam rongga kemaluan Riska yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena tak sanggup lagi mengimbangi gerakan-gerakan Parno.
Dan akhirnya kedua tubuh itupun kemudian jatuh lunglai di lantai diiringi desahan nafas panjang yang terdengar dari mulut Parno. Parno puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu memperkosa gadis cantik yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda dirinya.
Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang Isya, akhirnya Parno dengan becaknya kembali mengantarkan Riska yang kondisinya sudah lemah pulang ke rumahnya. Karena masih lemas dan akibat rasa sakit di selangkangannya, Riska tak mampu lagi berjalan normal hingga Parno terpaksa menuntun gadis itu masuk ke dalam rumahnya.
Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Parno dengan leluasa menuntun tubuh lemah Riska hingga sampai ke teras rumah dan kemudian mendudukkannya di kursi teras. Setelah berbisik ke telinga Riska bahwa dia berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuhnya yang molek itu, Parno pun kemudian meninggalkan Riska dengan mengayuh becaknya menghilang di kegelapan malam, meninggalkan Riska yang masih terduduk lemas di kursi teras rumahnya.

Kamis, 13 Juni 2013

Cerita Sex Dengan Ayah Kandungku

Cerita Sex Dengan Ayah Kandungku - Cerita seks ayah memperkosa anak kandung sendiri yang masih sma. Gadis abg diperkosa ayah tiri yang kesepian dan haus sex. Jerry menghabiskan beberapa hari dengan teman lama sekolah tinggi, Bill, dan adiknya, Barbara. Jerry tidak melihat Bill di tahun, dan ketika ia menemukan bahwa ia akan tinggal di kota pada bisnis, ia menelepon untuk menyapa. Bill bersikeras bahwa ia tinggal bersama mereka, bukan di motel cerita seks perkosaan. Malam itu, setelah makan malam yang baik, mereka bertiga sedang duduk di ruang minum anggur dan berbicara.

“Dengan cara, Barbara, bagaimana kelas Anda pergi hari ini?” Bill meminta kakaknya.

“Bagus,” dia menyeringai. “Tunggu sampai Anda melihat apa yang kita pelajari hari ini.”

“Saya tidak bisa menunggu,” Bill menyeringai.

“Apa jenis kelas yang Anda ambil?” Jerry bertanya.

Barbara menyeringai jahat. “Jalur menggoda menari!”

“Kau bercanda,” Jerry tertawa.

“Ya, sekelompok gadis berbicara salah satu teman mereka, yang digunakan untuk menjadi penari telanjang, dalam pengajaran mereka gundukan dan grinds,” kata Bill padanya. “Mereka sudah berjanji untuk mengadakan pesta dan semua perempuan akan menari untuk semua orang mereka ketika mereka lulus Barbara telah memberikan saya preview dari apa yang mereka lakukan setelah setiap kelas.!”

“Ya, dia benar-benar terangsang itu,” Barbara menyeringai.

Jerry sedikit terkejut dengan komentar Barbara, tetapi memilih untuk mengabaikannya. “Berapa banyak anak perempuan di kelas?” tanyanya.

“Ada kami bertiga, tidak termasuk guru,” jawab Barbara.

“Kapan lulus?” tanyanya.

“Besok malam!” Bill memberitahunya. “Saya tidak bisa menunggu!”

“Dia hanya ingin melihat Margie Jackson strut barang-barangnya!” Barbara tertawa. “Dia punya sepasang payudara terbesar yang pernah Anda lihat.”

“Saya ingin menonton Anda strut sekitar di depan orang-orang lain juga,” kata Bill dengan binar di matanya. “Hei, kau masih akan berada di sini, Jerry Mungkin mereka akan membiarkan Anda pergi ke acara itu..”

“Yah, saya pikir itu sementara aku berada di kelas dan bertanya apakah kita bisa membawa dia,” kata Barbara. “Semua gadis ingin dia datang. Saya pikir mereka suka menari telanjang di depan seseorang yang mereka tidak tahu Be-sisi., Suami Gloria adalah luar kota, jadi kita akan menjadi salah satu orang pendek. “

“Bagus,” puji Bill. “Hei, aku punya ide,” katanya. “Mengapa kau tidak menari untuk Jerry dan saya sekarang?”

“Sekarang?” Tanya Barbara, tapi dengan binar di matanya.

“Ya,” mendorong Bill nya.

“Ya, saya pikir saya ingin melakukan itu,” kata Barbara. “Bagaimana, Jerry. Apakah Anda ingin melihat saya strip?”

“Apakah aku!” Jerry berkata.

“Oke, Bill, Anda menempatkan tape stereo sementara aku bersiap-siap,” katanya. “Dan kalian duduk di sofa.”

Barbara meninggalkan ruangan dan Bill memasukkan kaset stereo. Kedua pria itu duduk di sofa, menghadap tengah ruangan, Jerry pada salah satu ujungnya dan Bill ke kiri.

“Kau benar-benar akan seperti ini,” Bill menyeringai. “Gadis ini telah mengajarkan mereka beberapa hal yang sangat vulgar Sangat menyenangkan..” Tapi karena ada sekitar untuk menonton adik Bill, Jerry pikir ia hanya akan pergi sejauh ini. Setelah semua, stripping di depan saudaramu adalah bukan sesuatu yang dia pikir Barbara benar akan dilakukan.

“Oke, Bill, nyalakan musik,” seru Barbara dari ruang lainnya. Bill cepat diaktifkan tape dan kembali ke tempat duduknya. Musik dimulai dan Barbara datang mondar-mandir ke kamar. Dia mengenakan rok mini yang turun sekitar pertengahan paha, blus pendek yang tidak terkancing, hanya diikat bersama-sama di bawah payudaranya, dan sepasang sepatu hak tinggi. Dia berhenti di tengah ruangan dan perlahan berbalik di depan mereka. Lalu ia mulai menari, tenun dan menabrak dan grinding pada waktunya untuk musik, rambut panjang hitam melempar saat ia menari, pinggulnya berputar lancar dengan musik.

Barbara berbalik untuk pria dan perlahan-lahan mulai geser rok mini ke atas kakinya, berguling perusahaannya, pantat bulat pada mereka. Jerry merasa kemaluannya mulai kaku sudah! Vagina ini sebagai seksi, bahkan berpakaian lengkap. Ketika rok itu tepat di bawah pantatnya, Barbara membungkuk, kakinya lurus dan agak terpisah. Saat ia membungkuk, Jerry bisa melihat hanya bagian bawah selangkangan dari sepasang celana hitam! Lalu ia mengayunkan kembali sekitar mereka hadapi. Rolling dan menggiling pinggulnya, ia membawa kedua tangannya ke kepalanya, lalu perlahan-lahan turun ke payudaranya.

Jerry tidak tahu di mana dia ingin melihat yang paling, untuk melihat apa yang akan ia lakukan dengan tangannya atau untuk menonton selangkangannya, mana rok mini masih menempel di tingkat selangkangan dan menjanjikan untuk memberikan mengintip celana dalamnya lagi. Dia memutuskan untuk menonton tangannya saat ia menangkup payudaranya melalui blus itu. Dia meremas dan berguling payudaranya, membuat bagian depan blus gapping secara bergantian membuka dan menutup jauh. Tangannya meluncur ke simpul antara payudaranya dan ia perlahan dan menggoda membuka itu. Kemudian, sangat perlahan, ia menarik blus terbuka, secara bertahap memperlihatkan bagian dalam payudaranya miring.

Ketika blus itu terbuka hampir sampai ke puting, dia menarik itu untuk mengekspos bagian bawah payudaranya, menjaga puting tertutup. Lalu, tiba-tiba, ia tersentak blus terbuka lebar. La mengenakan pasties!

Payudara Barbara yang indah, besar dan tegas. Mengangkat bahunya, ia membiarkan slide blus bawah lengannya ke lantai. Kemudian, perlahan-lahan, ia mulai jongkok, berlutut bersama-sama, tapi menunjuk langsung pada Jerry. Ketika dia mencapai posisi jongkok, ia perlahan mulai membuka kakinya. Pada awalnya, semua Jerry bisa melihat bagian dalam pahanya yang mulus. Tapi kemudian, secara bertahap, ia bisa melihat selangkangan celana dalam hitamnya. Ketika kakinya lebar, ia bersandar pada tangannya, perlahan-lahan memutar pinggulnya dalam waktu dengan musik.

“Kau benar-benar seperti ini, bukan?” tanyanya Jerry, menatap tonjolan di celananya. Jerry hanya menyeringai, melirik ke tenda penisnya itu membuat di pangkuannya. Mendengar ritsleting, ia melirik Bill. Bill membuka ritsleting celananya dan telah penisnya keluar, mencuat lurus ke atas keluar dari celananya, keras seperti batu! Jerry terperangah pada apa yang kakaknya lakukan!

Barbara kembali berdiri dan membuka ritsleting roknya. La membiarkan perlahan-lahan meluncur ke bawah kakinya dan menendangnya. Sekarang ia menari di depan mereka dengan apa-apa di tapi pasties, celana hitamnya bikini, dan sepatu hak tinggi. Dia menendang sepatu off dan berbalik, memutar pantatnya pada mereka. Perlahan-lahan, ia mulai menggulung celana bikini bawah, secara bertahap memperlihatkan celah pantatnya. Ketika celana digulung di bawah pantatnya, ia berbalik menghadap mereka. Dia mengenakan G-string!

Dia mendorong celana turun dan melangkah keluar dari mereka. Barbara berdiri di depan Jerry, sekitar tiga meter jauhnya, memutar pinggul dan melihat tonjolan besar di celana. Dia menjilat bibirnya.

“Jika Anda benar-benar seperti apa yang saya lakukan, mengapa Anda tidak melakukan apa yang saudara saya lakukan, terlalu” ia menggodanya. Jerry memandang Bill dan melihat bahwa ia pembajakan di kemaluannya, tinjunya meluncur perlahan-lahan naik dan turun Hardon nya.

“Ya, mengambil hal yang keluar dan menunjukkan betapa kau menyukainya” Bill memberitahunya. Melupakan bahwa adegan incest itu membentang di depan matanya, Jerry membuka ritsleting celananya dan melepas celana pendeknya. Penisnya melompat keluar dari pembukaan, berdiri besar dan bangga. Barbara menjilat bibirnya saat melihat kontol besar, menonton sambil perlahan-lahan menyelipkan tangannya atas dan ke bawah poros besar.

Sambil, Barbara membungkuk ke depan di pinggang, Jerry memberikan pandangan yang benar di antara kakinya. Dia menatapnya kembali dari antara kedua kakinya, menatap tinjunya membelai. Lalu ia berdiri tegak dan bergerak sensual atas di depan Bill.

Dia mencondongkan tubuh ke arahnya dan berkata, “Ambil satu.” Bill mengulurkan tangan dan menutup ujung jari nya sekitar satu tit. Dia membiarkan jari-jarinya perlahan-lahan menuruni jalan mereka susu payudaranya sampai ia tiba di pastie tersebut. Kemudian, mengambil pastie antara ujung jari, ia menariknya off! Putingnya bengkak ke titik keras. Bill tweak di antara ibu jari dan telunjuk. Barbara mengulurkan tangan dan memberikan ujung penisnya meremas, lalu menjauh darinya. Menari di depan Jerry, dia mencondongkan tubuh ke depan.

“Apakah Anda ingin mengambil satu lainnya dari?” ia bertanya.

“Ya, bawa dari tubuhnya,” kata Bill padanya, kegembiraan membuat suaranya rendah dan serak.

“Wow, ya,” hanya itu yang bisa dia katakan.

“OK, tapi Anda harus melakukannya dengan mulut Anda,” katanya. Dia membungkuk ke depan dan menangkup payudaranya, membawa satu kiri ke mulutnya. Dia membuka mulutnya dan mencengkeram pastie dengan giginya. Dia menarik kembali dan itu datang dari, memperlihatkan puting merah muda yang besar, membengkak ke titik keras! Jerry menjatuhkan pastie dari mulutnya saat ia membawa tit lainnya dan memegang payudara hingga ke bibirnya.

“Lick itu,” katanya. La mengulurkan lidahnya, menjilati puting, lembut bengkak. Dia dihapus yang satu dan membawa yang lain ke bibirnya.

“Suck payudaranya,” kata Bill, jacking pada penisnya.

“Suck itu,” katanya. Dia mengambil puting antara bibirnya dan mulai mengisap di atasnya. Setelah beberapa saat, ia menariknya pergi dan lurus tit-tened up, back up beberapa langkah. Dia menyelipkan tangannya ke bawah perutnya, lalu meluncur jari tengahnya di bawah puncak G-string. Di balik gumpalan kain tipis, ia mulai menyalakan clit nya.

“Jika Anda ingin melihat lebih banyak, Anda harus menunjukkan penghargaan Anda, seperti Bill lakukan,” katanya. Jerry melirik Bill dan melihat bahwa ia telah mengambil celananya dan celana pendek benar-benar off. Dia bersandar di sofa dengan menyebar kakinya. Tusukan yang besar itu mencuat lurus ke atas, tinjunya perlahan pistoning naik dan turun di atasnya. Jerry tersenyum dan cepat dihapus celana, celana pendek, sepatu dan kaus kaki. Penisnya berdiri tegak di udara!

“Oh, ya,” desahnya apresiasi, saat ia mengambil tusukan di tangannya dan menggoyangkan itu padanya. Perlahan-lahan, ia mulai meluncur tinjunya ke atas dan ke bawah.

“Sekarang, tunjukkan saya lebih,” katanya. Dia tersenyum dan mendorong bagian depan G-string ke atas celah nya.

“Apakah Anda suka pus dicukur?” tanyanya.

“Oh, yessss,” desisnya dengan gigi terkatup. Perlahan-lahan, Barbara mendorong bagian depan kain jauh di bawah kakinya, memperlihatkan celah nya. Tiba-tiba, ia dilucuti off G-string, membiarkannya meluncur ke bawah kakinya ke lantai. Dia pindah tepat di depan Jerry dan menyebar kakinya. Menggunakan jari-jarinya, ia menarik bibir vagina terbuka lebar, mengungkapkan interior, berkilau merah muda gelap, tebal flaps bengkak, klitorisku, keras tegak, hidup dengan basah sebagai jus apaan mengalir dari lubang itu.

“Terus lakukan apa yang Anda lakukan dengan tangan kanan Anda,” katanya, menunjukkan tangan yang sedang meluncur naik turun daging keras, “dan merasakan bagaimana basahnya aku dengan yang lain.” Jerry melirik Bill. Melihat tidak ada keberatan dari dia, dia menaati permintaan Barbara. Dia menyelipkan tangannya di antara kedua kakinya, jarinya geser ke atas dan ke bawah celah basah. Dia berguling klitorisnya dengan ujung jarinya, membawa erangan dari bibirnya, lalu menangkup vaginanya dengan telapak tangannya, jari tengahnya menemukan pintu masuk vagina basah kuyup itu. Dia membiarkan pusaran jari di dalam lubang itu selama beberapa detik, lalu mendorongnya lebih dalam ke dalam dirinya. Dia mengerang, lalu menarik kembali jari sedikit sebagai Jerry ditarik keluar dari vagina dia dengan suara muncul.

“Oke, kalian berdiri,” perintahnya. Cepat, mereka berdua bangkit berdiri, menusuk mereka langsung mencuat. Barbara berlutut di depan Jerry dan mendorong kakinya terpisah. Ia memegang bola dengan satu tangan dan mencengkeram ayam keras dengan yang lain, geser tangannya atas dan ke bawah panjang kemaluannya, menonton cairan pre-cum dari ujung. Dia membungkuk dan menjilat itu. Lidahnya kemudian diaduk sekitar tombol besar, menggambar erangan kenikmatan darinya.

Perpisahan bibirnya, perlahan-lahan dia menurunkan mulutnya Jerry kontol keras. Dia menyaksikan dengan takjub ketika setengah dari penisnya dengan cepat menghilang ke dalam mulut panas. Perlahan-lahan, Barbara meluncur bibirnya kembali sampai hanya sangat ujung ayam masih di mulutnya, kemudian mulai menyedot kembali ke dalam mulutnya lagi. Atas dan bawah penisnya bibirnya bepergian, pipinya ditarik oleh tindakannya penyedotan. Jerry tidak bisa percaya. Di sini dia, mendapatkan penisnya disedot oleh adik temannya sementara temannya mengawasi dan mendongkrak pada penisnya.

“Ya, Barbara, menghisap penisnya,” mendorong Bill nya. Jerry melirik Bill dan melihat bahwa tinjunya masih bergerak naik-turun ayam bengkak, jacking dirinya dari waktu dengan gerakan Barbara mengisap. Tiba-tiba, melepaskan Jerry kontol, Barbara berdiri dan pindah di depan Bill. Dia berbalik padanya dan membungkuk. Mencapai kembali antara kakinya, ia mengambil penisnya di tangannya dan membawanya ke celah vagina. Perlahan-lahan, ia mendorong kembali ke dia, dan Jerry menyaksikan temannya tusukan perlahan-lahan membenamkan dirinya ke dalam vagina adiknya sendiri itu. Dia ditahan di sana selama beberapa saat, kemudian ditarik dari itu.

Dia pindah kembali di depan Jerry dan mendorongnya di atas sofa. Dia berlutut di depannya, mendorong kakinya lebar. Perlahan-lahan, Barbara mengambil penisnya ke tenggorokan lagi, semua cara untuk bola! Dia melirik ke arahnya, dan mulai perlahan-lahan menarik diri sampai hanya akhir berada di mulutnya.

Melihat ke bawah pada Barbara, Jerry mengawasinya menghisap penisnya. Dia akan meluncur mulutnya jauh di bawah penisnya, mengambil sebanyak di mulutnya yang dia bisa, lalu perlahan-lahan kembali sampai hanya akhir masih di mulutnya. Lalu ia akan berhenti di sana, mengisap tombol besar dan menjilatinya dengan lidahnya, maka dia akan memulai seluruh siklus lagi. Jerry tahu ia tidak akan berlangsung lama ini.

“Ya, Barbara, menghisap dia pergi,” kata Bill padanya, jacking pada penisnya sambil mengamati tindakan. Mengubah teknik, Barbara mulai mengisap vicously di ujung kemaluannya. Jerry merasa bola pengetatan! Penisnya membengkak karena ia merasa tekanan bergerak naik poros batang nya! Tiba-tiba, ia mengerang dan ujung kemaluannya terasa seperti meledak sebagai dorongan yang kuat pertama menembak cum ke mulut Barbara.

Para jalang hyngry cum mengisap ujung penisnya, tangannya memompa poros nya, seperti lonjakan setelah semburan tembakan sperma ke dalam mulutnya. Tenggorokannya bekerja saat ia menelan ludah, mengambil setiap lonjakan jauh ke dalam perutnya. Akhirnya, ketika menyembur berubah untuk menggiring bola, ia mengambil mulutnya off kemaluannya dan mulai meluncur tinjunya perlahan naik dan turun poros nya, memompa terakhir cairan keluar dari dirinya. Ketika cum menggiring bola akhirnya berhenti, ia menjilat ujung penisnya bersih, kemudian bersandar dan tersenyum padanya, menjilati bibirnya.

Barbara berdiri. Tanpa kata, dia kemudian mendorong Jerry kembali dan berdiri di atas sofa, mengangkangi dirinya. Dia membawa vaginanya ke bibirnya, memegang kepalanya dengan tangannya.

“Sekarang giliran Anda,” katanya.

“Ya, menyedot vaginanya,” dia mendengar Bill berkata.

Jerry menjulurkan lidahnya dan menjentikkan ujung klitorisnya, menggambar erangan kenikmatan darinya. La memutar-mutar lidahnya di sekitar tombol bengkak, kemudian menjilat di sepanjang celah itu, berputar-putar lidahnya di pembukaan vagina. Dia membawa tangannya ke pantatnya, mencengkeram dan memegang vaginanya terhadap mulutnya. Lidahnya bergerak naik turun di sepanjang celah itu, menjilati klitorisnya dan membuka vaginanya. Dia diperiksa antara pipi pantatnya dengan jari.

Barbara mengerang ketika jarinya menemukan bajingan dan menempel pembukaan ketat. Melanjutkan untuk menjilati vaginanya, dia wormed ujung jarinya ke dalam dubur membuka nya, memutar dan mendorong sampai ia memiliki semua cara!

“Ohhhh, yessss,” ia terengah-engah.

“Ya, menghisap vaginanya dan jari pantatnya,” Bill mendorong dia.

Jerry menyelipkan tangannya yang lain di antara kakinya dan mendorong jari tengahnya sepanjang jalan sampai ke dalam vaginanya berair, panas. Dia mengambil klitorisnya antara bibir dan mulai mengisap itu, memutar-mutar lidahnya sekitarnya sambil mengisap.

Tiba-tiba, Barbara menjerit rendah, menyambar kepalanya dan menarik mulutnya rapat-rapat terhadap vaginanya. Tubuhnya gemetar dan bergetar saat ia datang! Akhirnya, dia menjauh dari dia dan duduk di sofa di antara dirinya dan Bill.

Jerry menatap Bill, yang memiliki senyum lebar di wajahnya dan masih membelai keras luar biasa pada! Bill meluncur berlutut di antara kaki Barbara, dan mengambil kaki di masing-masing tangan dan memegang mereka dan lebar, meluncur penisnya sampai bola ke dalam vagina panas. Jerry duduk di sana dan menyaksikan Bill kontol meluncur masuk dan keluar dari vagina Barbara. Bill tusukan itu berkilau dengan jus pus Barbara seperti meluncur lancar masuk dan keluar dari salurannya diminyaki.

Jerry merasa kemaluannya mulai menegang lagi saat ia melihat Bill meniduri Barbara. Kepala Barbara dilemparkan kembali dan berguling dari sisi ke sisi. Dia tampaknya merasa kesenangan intens. Dia menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Melihat kerasnya itu, ia menunjuk dan memberi isyarat baginya untuk memasukkannya ke dalam mulutnya.

“Dia ingin menghisap penismu saat aku bercinta dengannya!” Bill tersenyum padanya.

Jerry berdiri di atas sofa di samping Barbara. Dia meraih kemaluannya dan menariknya ke mulutnya, mengisap ujung di antara bibirnya.

“Fuck mulutnya!” Bill mengatakan kepadanya, saat ia meluncur kemaluannya masuk dan keluar dari vagina berair Barbara.

Barbara meraih pantat Jerry dan mulai mendorong dan menarik, mendesak dia untuk benar-benar bercinta mulutnya. Jerry memenuhi, meluncur penisnya masuk dan keluar dari bibirnya penyedotan. Dia kembali menatap Bill, yang bersandar saat ia bercinta vagina Barbara sehingga mereka berdua bisa melihat kemaluannya meluncur masuk dan keluar dari dirinya.

Jerry bisa melihat bibir vaginanya terbuka lebar saat ayam Bill meluncur lancar masuk dan keluar. Klitorisnya itu berdiri seperti jempol kecil. Dia mengerang sekitar mulut penuh ayam yang Jerry sedang meniduri dalam dan keluar dari mulutnya. Jerry tidak bisa percaya bagaimana baik rasanya, terutama mengingat bahwa dia baru saja cum.

“Tempat perdagangan Mari,” saran Bill. “Aku akan cum, dan saya ingin menembak di mulut adiknya saya suka minum jus bercinta saya..” Dia menarik keluar kontol atau vaginanya dan pindah ke sisi lain dari sofa. Jerry menarik kemaluannya dari mulutnya dan melangkah turun dari sofa.

Terbukti, sundal itu terlalu tenggelam dalam kenikmatan yang ia telah menerima dari ayam sialan, dan rencana mereka untuk beralih tempat untuk dia berteriak “Kamu bajingan bajingan sialan Anda.. Bagaimana mungkin Anda mengambil semua ayam yang dari saya. Seseorang yang lebih baik fuck me fuck me Seseorang yang lebih baik sekarang.. “

Barbara mengerang saat kakaknya kemudian digosok kemaluannya di bibirnya. Dia membuka mulutnya dan dia meluncur masuk Jerry mengambil kaki di masing-masing tangan dan mengangkat kakinya untuk beristirahat di bahunya. Ia mengusap ujung kemaluannya atas dan ke bawah di celah airnya, lalu ia mendengar erangan nya sekitar mulut penuh kontol saat ia meluncur semua jalan sampai vagina.

“Ini adik cunted panas saya tidak bisa mendapatkan daging yang cukup bercinta, dia bisa Jerry? Para pelacur kecil fucking terpuaskan Kadang-kadang aku pikir dia seorang nymphomaniac sialan..” Jerry mengangguk setuju sebagai vagina sekitar kemaluannya terasa seperti oven. Dia melihat pipi Barbara bergantian isapan keluar dan menarik sebagai Bill menyodorkan kemaluannya masuk dan keluar dari mulutnya, akan begitu dalam hingga tampak seperti ia bercinta itu ke dalam tenggorokannya. Tangan Barbara melilit batang kontol kakaknya, jadi dia mengendalikan kedalaman menyodorkan nya. Jerry takjub seberapa jauh dia mengambil itu.

Jerry menatap dong meluncur masuk dan keluar dari vaginanya. Bibir vaginanya bengkak tebal dan menggelembung di sekitar kemaluannya. Klitorisnya seperti marmer merah besar, mencuat sejauh itu menabrak akar penisnya setiap kali ia menyentuh dasar dalam dirinya. Penisnya ditutupi dengan lapisan tebal jus nya, dan apa pun Bill bocor ke dalam dirinya. Dia begitu basah dan licin bahwa hampir tidak ada gesekan, sensasi bercinta dengannya menjadi salah satu lebih panas kuat daripada benar-benar meluncur masuk dan keluar dari vagina ketat. Rasanya seperti ia tidak bisa merasakan dinding vaginanya, tetapi pada saat yang sama ia bisa merasakan mereka, lembut sekitarnya organnya.

Tiba-tiba, Bill mengeluarkan erangan. Jerry mendongak tepat pada waktunya untuk melihat kepalan Barbara memompa cepat atas dan bawah pada poros nya sambil liar mengisap ujung penisnya. Jerry berpikir dia hampir bisa melihat Bill kontol berdenyut saat ia dipompa lonjakan setelah lonjakan dari air mani ke dalam tenggorokan adiknya. Tenggorokan Barbara bekerja jatuh saat dia mencoba menelan semua yang dia adalah memompa ke dalam mulutnya, tetapi beberapa yang bocor keluar sudut mulutnya. Akhirnya, ayam Bill tergelincir dari mulutnya, meninggalkan string tipis dari air mani dari bibirnya ke ujung kemaluannya.

  
Jerry melihat tatapan liar di matanya dan tahu bahwa dia sangat dekat untuk datang. Dia mulai dorong visciously ke dalam dirinya, serudukan begitu keras bahwa payudaranya digulung kembali dan sebagainya. Dia mulai terengah-engah, lalu mengerang. Dia melengkungkan punggungnya dan dorong kepala ke belakang, matanya tertutup rapat meraih. Tiba-tiba, ia menjerit bernada rendah dan mulai gemetar seluruh. Dia datang!

Sebagai Barbara datang turun dari orgasme, Jerry hanya memegang penisnya masih dalam dirinya, terkubur untuk gagang di vagina. Ketika akhirnya dia membuka matanya dan menatapnya, dia hanya menyeringai padanya.

Dia menjilat bibirnya dan tersenyum lewdly padanya, kemudian mulai memutar pinggulnya di sekitar penisnya. Dia menyadari bahwa dia masih menginginkan lebih. Dia menarik dan mendorong ke dalam dirinya lagi, lalu lagi. Tiba-tiba, Jerry ditarik kembali dan benar-benar dihapus penisnya dari vaginanya.

“Tidaaaak,” keluhnya, merasa perasaan kosong tiba-tiba ketika ia mengundurkan diri. Dia meluncur penisnya turun melewati vagina, di antara pipinya. Ketika ia menyadari di mana ia pergi, ia mendorong terhadap bahu dengan kakinya, tidak mendorongnya, melainkan untuk mengangkat pantatnya.

Bill, yang telah runtuh di sofa di samping mereka, mengangkat untuk menonton apa yang terjadi. Dia melihat Jerry mengambil penisnya di kepalan tangannya dan menggosok akhir sekitar dan sekitar bajingan mengerut Barbara. Saat ia menggosoknya di pantatnya, kepala sepertinya sekrup jalan di hanya sedikit, dia membuka pantat untuk memungkinkan ujung untuk bergerak di dalam hanya sedikit. Ketika tombol di seluruh, Jerry berhenti sesaat.

Dengan kenop penisnya di dalam lubang Barbara, Jerry berhenti sejenak. Dia tahu bahwa lapisan licin di kemaluannya akan memungkinkan dia untuk mengubur ke gagang di pantatnya dengan satu dorongan jika dia ingin, namun ia tidak yakin bahwa akan bijaksana. Penisnya adalah tentang panjang yang sama dengan Bill, tapi itu agak tebal. Jika ia tidak digunakan untuk salah satu yang cukup tebal, itu bisa menyakiti akan masuk Dia memutuskan untuk menguji nya.

Menggunakan stroke pendek, ia mulai geser kembali dan sebagainya di lubang pantatnya. Dia mengerang saat ia mengundurkan diri dan dorong ke depan. Jerry bisa melihat bajingan itu terbuka untuk menerima poros nya, bisa merasakan dinding mengelilingi menggenggam kemaluannya sebagai dorong masing-masing membawanya sedikit lebih dalam. Dia menggunakan sekitar setengah panjang penisnya, dan ia bisa melihat bajingan mengerut di dan menghilang sebagai poros nya meluncur dan kemudian tampaknya memahami poros dan menolak saat ia ditarik kembali. Tiba-tiba, dengan mendengus murni nafsu, ia menerjang maju, tiba-tiba mendorong seluruh panjang lurus ke atas pantatnya. Matanya terbuka lebar muncul sebagai bola meluncur penisnya dalam-dalam sampai pantatnya. Dia mengerang, lalu senyum mulai menyebar ke seluruh wajahnya saat Jerry mulai pompa dalam dan keluar dari, ass fucking dengan stroke dalam-dalam, dengan menggunakan panjang penuh penisnya.

“Wow,” dia mendengar Bill berkata. “Nah, itu pantat sialan!”

Barbara mengerang dalam perjanjian saat ia memutar bokongnya sekitar tusukan menyodorkan invad-ing. Ayam Jerry pistoning sedang meluncur lancar dalam dan keluar dari sekarang dilumasi dengan baik butt-lubang. Jerry melirik Bill dan melihat bahwa penisnya sudah keras lagi. Dia meluncur tinjunya ke atas dan bawah itu, membelainya dalam waktu dengan kontol yang besar masuk dan keluar dari rektum adiknya.

Jerry menggosok celah Barbara dengan telunjuknya dalam waktu dengan stroke penisnya di pantatnya. Dia mengerang lagi, jelas mendekati klimaks lain. Jerry, juga sudah mendekati klimaks lain. Dia merasa bola-nya pengetatan, merasakan sensasi, bengkak bergegas dalam batang penisnya. Meraih kakinya, ia mendorong mereka sampai lututnya terhadap payudaranya, menyebarkannya lebar untuk serangannya. Dia mulai membenturkan kuat-kuat, membanting kemaluannya masuk dan keluar dari lubang pantatnya, pinggulnya menampar pipi pantatnya. Dia mengerang dan mulai bergetar seluruh saat ia sekali lagi melewati puncak klimaks. Jamming penisnya ke gagang di pantat lembut, Jerry mengerang saat ia datang, muncrat ditembak setelah tembakan dari air mani ke dalam perutnya. Tiba-tiba, Bill bangkit dan bergerak di atas Barbara, jacking di kemaluannya marah dengan kepalan tangannya. Dia menghembuskan napas yang tertahan ketika ia mulai menyembur, menembak bebannya seluruh payudara kakaknya naik-turun.

Jerry menarik ayam layu nya dari pantatnya dan dengan lembut biarkan kakinya ke bawah. Dia membuka matanya dan tersenyum pada mereka.

“Wow, orang, sekarang yang saya sebut mendapatkan meriah kacau!” dia memberitahu mereka. Mereka berdua tertawa dan menyeringai kesepakatan mereka. - See more at:

Cerita Ngentot Mahasiswi Plus Mesum dengan Tante

Cerita Ngentot Mahasiswi Plus Mesum dengan Tante - Di hari pertamaku masuk kuliah di salah satu perguruan tinggi di Semarang, tidak ada yang aku kenal satupun, sehingga aku seperti orang nyasar, bingung celingak-celinguk kesana kemari.
Sewaktu sedang bingung-bingungnya tiba-tiba ada cewek yang menegurku, "Eh, tau kelas MI1-3 nggak?".
Eeiittss..., ternyata aku juga cari kelas itu..., lalu aku jawab, "mm..., saya juga tidak tahu, mendingan cari sama-sama yuk".
"Saya Gita" dia sebut namanya duluan.
"Aku Iwan", aku sebut namaku juga, di situlah aku mulai punya teman bernama Gita. Cewek manis ini mempunyai kulit kuning langsat, nyaris tanpa cacat, tinggi badan kira-kira 166 cm, dengan berat 49 Kg. Tapi yang bikin aku tidak bosan melihatnya adalah dadanya yang menantang, cukup besar untuk ukurannya, tapi tidak terlalu besar sekali. Begitu pula dengan pantatnya, aku paling suka jika dia memakai jeans ketat, dengan kaos oblong warna putih. Kadang jika ia bercanda, ngomongnya nyerempet-nyerempet porno terus, walaupun sekali-sekali saja.

Tiga bulan sudah lamanya aku dekat dengannya, jalan kemanapun selalu bersama, walaupun dia belum resmi jadi pacarku, tetapi aku dan dia selalu berdua kemanapun. Sampai akhirnya aku dan dia pergi jalan-jalan ke daerah Dieng, salah satu daerah dingin di Jawa Tengah, niatnya cuma jalan-jalan saja, tidak menginap. Entah kenapa hari ini dia mengajakku bercanda yang berbau porno terus, dari pagi hingga siang hari.
Sampai akhirnya ia bertanya begini, "Wan, kalau kamu punya istri suka yang buah dadanya besar atau sedeng-sedeng saja?".
Lalu aku jawab "Mm..., yang kayak apa ya?, kayaknya aku suka yang seperti punya kamu itu lho".
"Lho emang kamu pernah liat punyaku?", tanya dia.
Aku bilang "Gimana mau liat, orang kamunya ajah nggak pernah kasih kesempatan..., heheheh".
Dia tanya lagi sambil bercanda, "Kalo aku kasih kesempatan gimana?".
Aku jawab, "Yaa..., nggak aku sia-sia'in".
"Emang berani?", tantang Gita.
"Siapa takut...", jawabku tidak mau kalah.
"Kalo gitu bukti'in!", kata Gita.
"Oke..., kita cari losmen sekarang..., gimana?", tantangku gantian.
"Siapa takut...", jawabnya tidak mau kalah juga.

Jujur saja aku masih berfikir bahwa ini cuma bercanda saja, sampai tiba-tiba di depan sebuah losmen, dia berkata, "Wan, disini ajah..., kayaknya losmennya bagus tuh".
"Deg!!", jantungku terasa berhenti. Dengan ragu-ragu kuarahkan mobilku masuk ke halaman losmen tersebut. Aku masih diam dan setengah tidak percaya.
Terus dia berkata, "Kamu angkat tas-tas kita, aku yang check in..., OK?".
Seperti babu kepada majikannya, aku ikuti kata-katanya dan mengikuti langkahnya masuk ke losmen.

Masuk ke kamar losmen langsung kita tutup dan kunci pintunya, aku masih terdiam terus duduk di atas kasur sampai dia berkata, "OK, sekarang aku kasih kamu kesempatan liat dadaku, tapi jangan macem-macem yaa?".
Tiba-tiba saja Gita menarik kaosnya ke atas, dan langsung melemparkan ke atas tempat tidur. Lalu dia terdiam sambil menatapku yang juga terdiam, walaupun sebenarnya aku sedang terpana. Beberapa saat dia arahkan tangan kanannya ke pundak kirinya, digesernya tali BH-nya jatuh ke lengan. lalu gantian tangan kirinya ke pundak kanan melakukan hal yang sama.

Lalu tangan kanannya diarahkan ke punggung, tetapi tangan kirinya masih memegangi BH bagian depannya. Oh God..., Nafasku terasa berhenti di tenggorokanku..., BH-nya telah terlepas, tetapi masih ditahan bagian depannya oleh tangan kirinya. Gita terus memandangiku. Gita menggigit bibir bagian bawahnya.
Tiba-tiba ia berkata, "Aku nggak akan lepas ini, jika kamu nggak buka pakaianmu semuanya"
Aku ragu-ragu..., tetapi nafasku sudah tidak bisa diatur lagi..., aku buka kaosku..., aku buka jeansku..., lalu aku berhenti, tinggal celana dalam yang aku kenakan..., gantian aku yang menantang, "Aku nggak akan buka ini, jika kamu nggak lepas itu sekarang"
Gita diam sejenak lalu dia turunkan perlahan tangan kirinya dan akhirnya terlihat jelas buah dadanya yang kuning langsat dan benar-benar menantang. Belum sempat aku rampung menikmati pemandangan ini, tiba-tiba ia melompat ke arahku dan mendorongku telentang di kasur, dengan cepat dia mencium bibirku. Aku yang masih kaget akan serangan mendadak ini tidak menyia-nyiakannya, kami saling berciuman, saling melumat bibir, "uugghh..., oohh...", hanya kata itu yang Gita keluarkan.

Tiba-tiba saja di berdiri, dalam 5 detik celana jeansnya sudah terlepas. Kami sama-sama hanya memakai celana dalam saja, saling pandang tetapi itu hanya berlangsung 6 detik, dengan cepat ia menarik celana dalamku kebawah dan melepasnya. Gita tersenyum dan sedikit tertawa, aku tak tahu dia senang melihat punyaku atau menertawai punyaku?
Akupun tidak mau kalah, kutarik perlahan-lahan celana dalamnya sedikit demi sedikit,ternyata Gita sudah tidak sabar lalu dia tarik sendiri celana dalamnya dan melemparnya ke belakang, belum sempat celana dalamnya menyentuh lantai bibirnya sudah melumat bibirku, "oohh...", kami sekarang benar-benar telanjang bulat. Gita mulai mencium leherku tapi itu tidak lama karena aku keburu membalik badanku. Sekarang gantian ia yang telentang di kasur. Pemandangan yang indah sekali tetapi kali ini aku tidak mau lama-lama memandang, langsung aku berada diatasnya, kedua tangannya sudah kupegang dan tahan di samping kiri-kanan kepalanya. Aku ciumi lehernya, bibir, leher lagi. "Hhmmhh..., uugghh..., sstt", cuma itu yang dia katakan.

Ciumanku sudah 'bosan' di leher. Aku mulai turun. Melihat gerakanku itu, tiba-tiba dia mengangkat dadanya. Kesempatan ini tidak kusia-siakan. Aku langsung ciumi buah dadanya sebelah kiri, sedang tangan kananku mengelus-elus buah dadanya yang kanan. Kali ini tangan kirinya sudah memegang kepalaku. "sstt..., hh..., sstt...", mulutnya berdesis seperti ular.
Dia menarik rambutku dan kepalaku dan mengarahkan kepalaku ke buah dadanya sebelah kanan. Dengan sekuat tenaga ia tekan kepalaku ke dadanya. "Gigit..., gigit..., Wan..., sst". Lalu dengan gigiku aku mulai mengigit-gigit sedikit puting susunya, kiri-kanan, kiri-kanan selalu bergantian dan adil. Sementara dari mulut Gita terus keluar kata, "Teruuss..., teruuss..., yang keras..., aahh..., gigit Wan..., gghh..., sstt".
Sementara punyaku sudah tegang keras. Kepalaku mulai turun lagi tetapi tiba-tiba ia berteriak kecil, "Wan..., Iwan..., uugghh..., sekarang ajjaah..., masuk'iin..., nggak usah pake mulut lagi..., masukin sekaraanng..., plizz...".

Aku langsung di dorongnya. Sekarang ganti posisi, aku yang telentang dan Gita berada di atasku. Selangkangannya mencari-cari posisi, walau aku tahu pasti yang dia cari adalah punyaku. Begitu posisinya tepat, Gita mendorongnya dengan kuat. "uugghh...", sedang aku sedikit berteriak, "aahh". Punyaku sudah terbenam di dalam selangkangannya.
Gita terus menggerak-gerakan pinggulnya ke atas, ke bawah, kiri-kanan, naik-turun segala arah gerakan ia lakukan. Matanya terpejam, bibirnya digigit seperti menahan sesuatu, sering dari mulutnya keluar kata-kata, "oohh..., sshhtt..., uugghh..., sshhss..., sshhiitt..., aacchh..., oouuhh...", nafasnya tidak lagi teratur.
Kedua tangannya meremas-remas buah dadanya sendiri, kepalanya sering menengadah ke atas, "uugghh..., oohh..., sshhsstt". Sedangkan aku hanya sanggup meremas sprei di kiri dan kananku dengan kedua tanganku. Gigi atas dan gigi bawahku sudah saling menekan, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutku hanya suara nafasku saja yang terdengar.
Kali ini aku yang mengambil alih "kekuasannya" gantian kudorong tapi dia malah tengkurap, melihat pantatnya yang putih mulus. Aku jadi tambah bernafsu untuk segera memasukkan punyaku ke punyanya.
Aku angkat pinggulnya dan Gitapun mengangkat badannya dengan kedua tangan dan kakinya. Sekarang posisinya seperti mau merangkak. Langsung tanpa tunggu waktu lagi aku mencoba memasukan "adikku" ke lubang vaginanya.
"Mmaasuukkiinn..., ceeppeett...", Gita memohon kepadaku tapi belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya punyaku sudah masuk ke vaginanya. "oohh...", dari mulutku keluar kata tersebut. Dengan semangat aku mulai mendorong ke depan, menarik, mendorong, menarik terus menerus seiring dengan gerakanku. Gerakannyapun berlawanan dengan gerakanku, setiap aku mendorong ke depan ia mendorong pantatnya ke arahku diiringi desahan dan leguhan dari mulutnya. "uugghh..., aahh..., Sshshhss..., oohh..., uugghh...".
Tiba-tiba ia berteriak, "Iwaann..., sshh..., oohh", aku merasakan sesuatu keluar dari dalam lubang kemaluannya tapi, "oohh..., oohh..., aacchh..., Gitt..., aakku...". Akupun merasakan kenikmatan yang tiada bandingannya seiring dengan keluarnya cairan dari dalam punyaku.
"oohh..., uugghh", banyak sekali cairanku keluar.
"Terus Wan..., keluarin semuanya...", pinta Gita.

Tubuhku terasa sudah tidak kuat lagi berdiri. Aku langsung telentang di kasur, sedangkan Gita langsung memelukku dan menaruh kepalanya di dadaku.
"Gita sayang sama Iwan", hanya itu yang keluar dari mulutnya, lalu matanya terpejam sambil terus memelukku.

Rabu, 12 Juni 2013

Cerita Dewasa SMA Ngentot di Atas Meja

Cerita Dewasa SMA Ngentot di Atas Meja - Nama gw Andre gw masih kuliah di salah satu PTS di jakarta. gw orangnya biasa aja… tapi banyak yang bilang badan gw gagah… tinggi gw 175…. dulu di SMU gw termasuk salah satu cowo yang di PUJA” sama wanita… dari Kelas 1 sampai kelas 3.

Cerita Dewasa ini berawal pas gw duduk di SMU.. pertama kali gw masuk kelas 3.. gw pindahan dari surabaya.. SMP gw di jakarta cuma sampai kelas 2 semester 1.. kelas 2 SMP.. selanjutnya gw terusin di surabaya.. maklum bonyok pindah kerja melulu… terpaksa gw ikut juga……

waktu itu hari pertama gw masuk kelas 3.. gw di kenalin di salah satu kelas kalu nggak salah 3 IPA… gw orang pinter wajar masuk IPA… hauahahhauah!!.. gw di kenalin sama guru gw n kepsek di kelas… udah gitu gw di suruh duduk di samping cewe yang langsung gw kenal namanya anita tingginya sebahunya gw.. badannya sintel banget payudaranya yang selalu buat gw ndisir melulu klo deket dya…. gw sempet tuker-tukeran no. hp sama dya… setelah gw tau dya kaya’ gimana… gw coba aja jadian sama dya…



Gw jalan sama dya masih sampai sekarang… dya klo deket gw rada” binal… Napsuan… bersyukur banget gw dapet cewek macem gitu… waktu itu pelajaran biologi, kebetulan gurunya nggak masuk… gw sama anita ngobrol aja dipojok kelas.. maklum tempat duduk gw sama dya di taro di pojok sama walas… pertama gw sich nggak berani ngapangapain dya di kelas tapi klo udah masuk ke mobil gw abis tuch cewe…. waktu itu gw liat temen gw lagi cipokan di depan kelas…. balakng meja guru… tiba” aja cewe gw ngomong gini

“tuch rido aja berani.. masa’ kamu kalah sama dya??”
“ha? aku kalah……

belum sempet selesai bibir gw di lahap sama anita… di bales aja dengan ciuman n sedotan yang bikin dya ampun-ampunan sama gw. Anita sempet ngasih lidahnya ke gw. tapi gw lepas ciumannya “kenapa??” gw bilang aja begini
“aku nggak mau maen lidah di kelas.. takut kelewatan”…
“y udah.. maen biasa aja”…
gw lanjutin ciuman gw di bawah.. bangku meja gw gw dorong ke depan supaya lebih luas gw ngelakuin ciuman demi ciuman……

“ahhhhhh…. ahhhh…… ndree..”

kata-kata itu selalu keluar dari mulutnya. Setelah gw puas ciumin tuch bibir, gw turun ke bawah ke lehernya dya yang makin membuat dya kewalahan. Dan tangan gw ngeremes” payudara dya.. yang ukurannya gw taksir 35 tau A B C D.. cuz setiap gw tanya dya g pernah mau jawab…. gw remes tuch dadanya sampe dya kelojotan… setelah gw nandain tanda merah di lehernya… dya ngeremes remes kontol gw… yang membuat ni “ADEK” kagak kuat lagi buat nahan di dalam kancut…. maupun masih make baju seragam n gw ngelakuin di dalam kelas… gw tetep nggak gentar…. gw bukan resleting seragam gw… n gw keluarin tuch siADEK.. dan si anita udah siap dengan mulutnya yang menganga…. gw sempet nutupin dya pake jaket gw… sehingga misalnya temen gw nanya gw bilang aja lagi sakit.

jilatan demi jilatan dya beri untuk gw….. isapan dya bikin gw nggak kuat lagi buat nahan keluarnya mani gw….. lidahnya bergoyang” di ADEK gw…. “akhhhhhhh………. crotttttt…… croooootttt crotttttttttttt….” keluar mani gw….. anita membersihkannya dengan mulutnya… dan di kocok” trus di ADEK gw…….. selesai itu gw bersiin mulutnya dya pake tissue yang ada di kantongnya…. gw sama anita kembali berciuman… freenc kiss,,, lidahnya dya ber gelugit” di dalam mulut gw……

jam 12.00 gw balik sekolah…. sebelum gw gas mobil gw ke rumah gw di bilangan bekasi.. nggak jauh dari rumahnya anita.. gw bermain dadanya anita dolo di mobil gw…. gw buka kancing seragam pelan” di bantu anita… dengan napsu yang ganas… anita ngerti maksud gw and dya nge buka tali BHNya dan 2 buah gunung merapi yang bakal mengeluarkan volcano gara isapan gw muncul di depan gw….. dengan napsu di ujung rambut gw isap puting susunya tangan kiri gw megangin kepala belakang dya.. and tangan kanan gw ngeremes” dada yang satu lagi…. “ahhhhh…….. andre…… pelan” donkkk……. anita udah nggak bisa nahannnnn lagiiiii nehhhhhhhh”….. puting anita yang berwarna merah ke merah” mudaan tertelan abis oleh mulut gw and tiba” aja tubuhhhhh anita mejelijang seperti cacing kepanasan……. gw sedot trus dada anita…. sampai puting itu terasa keras banget di mulut gw…. anita cuma diam dan terkulai lemas di mobil gw…. gw liat parkiran mobil di sekolahan gw udah sepi…. anita mengancingi baju seragamnya satu gw bantu supaya cepet….

selama perjalanan pulang anita tetap lemas dan memejamkan matanya… gw kecup keningnya sesampai di rumah gw….

anita bangun dan dya pengen ke kamar kecil… gw suruh dy ganti seragam dengan baju kaos yang dya bawa dari rumah sebelum berangkat kesekolah…. selesai dari kamar mandi gw liat anita nyopot BHnya…. terlihat jelas putingnya dan bongkahan susu sebesar melon itu…..

belum sempat masukin baju ke tasnya dya… dya gw dorong gw tempat tidur… dan gw lahap bibirnya dan dya membalas nya dengan penuh hot panas bercampur dengan napsu… gw yang cuma make bokser doank… ke walahan tangan dy bermain” di selangakangan gw….. gw bermain di leher dya dan gw buat cap merah lagi di lehernya…. gw sibak SMA negeri yang hanya sampai lutut itu dy cuma make CD G string… dengan perlahan” dya nurunin roknya dan dy hanya menggunakan CDnya… gw copot dan gw jilatin vaginanya….. ” ahhhhhhhhhhhhhhhhhh……….. . Ndree…..ahhh hhhhhhh” cuma kata” itu yang keluar daru mulutnya….. gw rasain vagina anita semakin keras… dan gw gigit kelentitnya dya terik semakin kencang untung di rumah cuma da pembantu gw….. “Ndree.. puasin gwwww dunkkkkkkk.”…… nggak pake cing cong gw jilat n gw sodok” tuch vagina pake telunjuk gw…
“Ndree… gw keluarrrrrrrrrrrrrrrr……..” vagina anita basah ketika di depan mata gw.
di sedot sampai bersih tuch vagina…… udah gitu gw liat dya memegang bantal dengan keras. gw deketin dya dan gw cium bibir dya. ternyata dya blum lemas. dy bangkit dan memegang kontol gw dan di kocokinnya sampe si ADEK mengacung sangat keras….. kontol gw di masukin ke mulutnya anita…. di masukan di keuarkan…. sampai” di sedot….uhhhhhhhhh….. nikmat banget yang sekarang dari pada yang di kelas tadi……. biji zakar gw juga nggak lupa ikut ke sedot….. pass biji gw di sedot rasanya gw pengen FLY……. kocokin anita semakin panas dan hisapannya semakin nggak manusiawi lagi…… wajahnya tambah maniss kalo dya sambil horny begini…….. ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh….. …. crottttttttttttttttttttttttttt tt many gw tumpah semua ke lantai kamar gw…. yang sisanya di jilatin anita sampai bersuh…………………… …… gw bangkit dan menarik tangan anita… gw ciumin dadanya gw kenyot”lagi putingnya sampai merah……….. gw cupang di sebelah putingnya…. manis banget susunya……. membuat gw semakin napsu sama dya……………

“anitaku sayang…. masukinnn sekarang yach??”
“ya udahhhh cepetannn aku dari tadi Nungggu kamu…..”

gw bertukar posisi anita di bawah…. dan gw di atas… sebelum gw masukan gw gesek” dolo di depan vaginanya… belum gw masukin aja anita udah meringis”…. gw dorong perlan”… “Ndree… pelan” sakit. nee”….. di bantu dengan tangannya dya perlahan” kontol gw masuk…. baru seperempatnya masukkk gw cabut lagi dannn gw sodok lagi…. dan akhirnya masuk semua….. gw lihat anita sangat menderita…… tapi sepertinya dya seneng banget……. udah semuanya masuk gw goyangin… gw maju mundurin perlahan lahan….. bokong anita pun ikut bergoyang yang membuatku kewalahan….. setelah beberapa menit gw goyang” tiba” badan anita mengejang semua….. dan akhirnya… anita orgasme untuk ke 3xnya…..

Gw cabut kembali penis gw dan anita berada di atas gw. Posisi ini membuat gw lebih rileks. Anita memasukannya pelan-pelan. Digenggamnya penisku dan dimasukannya penisku ke vaginanya. Dan blesssss ternanam semua di dalam vaginanya. Badan anita naik turun mengikuti irama…. anita mengambil bantal yang da di sebelahnya dan menarohnya di pala gw…. posisi ini membuat gw bisa ngerasaain 2 gerakan sekaligus… gw emut” kecil putingnya anita dan meremas remasnya….. bokong anita terusss bergoyaanggg…….. ” ahhhhhhhhh…… ahhhhhhhhh…….. isappp teruss ndree…………” badan anita mengenjang dan ” andreeee…. akuuu pengen keluar lagi….”….. ” akuuu juga pengennnnn selesaiiiiii metttt……… tahannnn sebentarrrrrrr lagi…….”….. gw dan anita mempercepat permainan dan akhirnya……………”ahhhhh hhhhhhhhhhhhhhhhhhhh hhhhhhhhhh……………….. … gw keluar….. kata” itu yang mengakiri permainan ini..

Sampai sekarang pun anita tetep bermain sama gw. Kami tetap melakukan banyak hal. Dan gw di tunangin sama anita karena orang tua kami sama-sama setuju atas hubungan kami.

Selasa, 11 Juni 2013

Cerita Sex Guruku Merenggut Keperawananku

Cerita Sex Guruku Merenggut Keperawananku - Mardi kini berdiri dan membuka seluruh pakaiannya, telanjang bulat dihadapan muridnya yang bugil.

"Nah Linda, sekarang penutupannya. Kamu akan dapatkan ilmu pintar itu setelah melakukan tugas ini," kata Mardi sambil memegangi penisnya yang tegang.

Linda sangat malu melihat gurunya telanjang, soalnya belum pernah lihat burung kecuali burungnya Anto, adiknya. Tapi Linda nggak berani melawan. Mardi kemudian menyuruh Linda berdiri berhadapan dengannya, lalu Mardi meminta Linda mengisapi burungnya.

"Kamu sekarang isap burung bapak ini ya.., sama seperti tapi bapak jilatin pepek kamu, ayo cepat gih," kata Mardi sambil menuntut kepala Linda merunduk mendekat ke penisnya.
"I... ii.. ya pak," Linda menurut. Bibir mungilnya mengecup penis Mardi dan lidahnya menjilat.

Begitu Linda memasukan penis Mardi kemulutnya, Mardi langsung mencengkeram rambut Linda dan menggerakan kepala Linda maju mundur sehingga mulut Linda bergerak mengoral penis gurunya.

"Ohh nikmaatnya Lin.., ahh.. Ayo teruskan muridku.. Ohhh," Mardi merasakan nikmat luar biasa. Baru kali ini ia merasakan sensasi dioral anunya. Hal itu berjalan sepuluh menit, sampai akhirnya tubuh Mardi mengejang dan penisnya menyemburkan sperma perjakanya menyemprot kewajah Linda.

"Ouhh.. Linndaa.. Ohhh.. Enghh.. Ohhh," Mardi agak berteriak menahan nikmat itu.

Sementara Linda bingung memandangi muncratnya air kental yang sebagain mengenai wajahnya. Setelah itu Mardi membersihkan wajah Linda pakai handuk yang tadi dipakai Linda. Mardi pun menciumi wajah Linda, sambil memeluk gadis cilik itu, sementara Linda bingung harus berbuat apa.

"Terima kasih ya muridku..," kata Mardi.
"Kok bapak yang terima kasih? Kan saya yang dapat ilmu pintar, saya yang harus terima kasih pak," Linda memang lugu, tangan Mardi diamit dan diciumnyua penuh hormat.
"Oh iya ya.. Sekarang kamu sudah pintar, nah pakai lagi gih bajunya dan kamu boleh pulang. Tapi ingat, jangan bilang ke orang lain ya kalau kamu dapat ilmu dari bapak," perintah Mardi.

Sebenarnya saat itu Mardi ingin sekali menyetubuhi Linda, tetapi ia takut jika ketahuan orang. Apalagi Linda masih kecil dan pasti akan kesakitan jika disetubuhi paksa. Setelah Linda pulang, Mardi kembali memikirkan cara agar bisa menyetubuhi anak itu dilain kesempatan.

*****

Dua hari setelah kejadian itu, Mardi kembali dapat jadwal mengajar Matematika di kelas 1A, kelasnya Linda.

"Ayo Linda, sekarang kamu kerjakan tugas ini dipapan," lagi-lagi Mardi menyuruh Linda maju. Hari itu, Mardi sengaja memberi tugas yang mudah agar bisa terjawab oleh Linda.
"Sudah selesai pak," kata Linda setelah menyelesaikan tugas dipapan tulis. Mardi bangkit dan memeriksa tugas yang dikerjakan Linda.
"Ya.. Benar, dan ini juga betul. Wah, kamu pintar sekali Linda," Mardi sengaja memuji, murid yang lain bertepuk tangan disuruh Mardi.
"Nah karena pintar sekarang bapak kasih hadiah, ayo sini bapak gendong," Mardi segera menggendong Linda. Tapi tangan Mardi yang menopang bokong Linda bergerak-gerak nakal mengusapi vital Linda, selama Linda digendongnya.
"Anak-anak, kalau kalian sepintar Linda, maka pak guru pun akan gendong kalian seperti ini. Makanya belajar ya anak-anak," kata Mardi.
"Yaaa.. Pakk," sahut muridnya serempak. Setelah itu Mardi menurunkan tubuh Linda dan pelajaran kembali dilanjutkan di kelas itu.

Hari itu pelajaran Matematika adalah pelajaran terakhir di kelas 1A, dan setelah itu mereka boleh pulang.

"Pak.., saya mau berterima kasih sekali lagi dikasih ilmu sama bapak," Linda menghampiri Mardi setelah semua murid kelas 1A keluar kelas.
"Oh, iya.. Iya.. Yang penting kamu harus jaga rahasia ya supaya cuma kamu yang pintar," Mardi tersenyum melihat kebodohan dan keluguan muridnya itu.
"Emm.. Anu pak, PR yang bapak kasih tadi agak sulit buat saya. Bagaimana supaya saya bisa menjawab PR itu pak..?" tanya Linda lagi.
"Duh Linda, kamu kan sudah pintar.. Atau begini saja, nanti sore kamu datang lagi kerumah bapak biar bapak bantu kerjain PR itu ya," pinta Mardi, Mardi mulai berakal bulus untuk bisa menikmati tubuh Linda lagi. Linda yang lugu, mengangguk lalu pulang.

Sore harinya, Linda datang menemui Mardi di kompleks pengajar. Seperti sebelumnya dengan sikap manis Mardi memperlakukan Linda bagai murid kesayangan, ia pun membantu Linda mengerjakan PR yang diberinya sendiri.

"Wah. Ternyata gampang caranya ya pak," kata Linda senang setelah tugasnya selesai.
"Nah Lin.. Sekarang kan masih sore, gimana kalau bapak kasih ilmu tambahan lagi supaya kamu tambah pintar, mau nggak," Mardi mulai menjebak Linda.
"Mau.. Pak.. Mau," jawab Linda cepat, tanpa curiga.
"Kalau begitu kamu mandi lagi, kayak kemarin itu caranya kok," perintah Mardi.

Linda menurut, dan kejadian sebelumnya terulang lagi, Linda mandi disabuni Mardi, lalu mengenakan handuk berbaring diranjang kamar Mardi. Tubuh Linda mengelinjang dijilati Mardi. Bedanya, kali ini Mardi pun telanjang bulat, siap menyenggamai Linda.

"Ahhh pakhh.. Geli pakhh..," Linda menggelinjang menahan geli dijilati Mardi dibagian vaginanya.
"Geli sakit apa geli enak Lin..?" Mardi menanyakan itu sambil terus menjilati vagina Linda.
"Engghh ahh.. Gelii ehh.. Geli ennakkh pakhh," Linda meringis menahan kenikmatan itu.

Mardi berusaha memperlakukan Linda dengan baik seperti di VCD yang ditontonnya. Tangan Mardi menyibak bibir vagina Linda dan lidahnya menyasar klitoris Linda yang masih kecil dan kencang. Saat klitorisnya dipermainkan lidah pak guru, Linda merasakan nikmat sekali, geli dan nikmat tepatnya. Betul juga perkiraan Mardi, wanita seusia Linda memang sudah bisa menerima rangsangan seksual. Bukankah wanita jaman dulu kawin diusia belasan seperti Linda? begitu pikir Mardi. Sambil mempermainkan klitoris Linda, Mardi mengamit tangan Linda dan menuntunnya memegang rambut Mardi.

"Uhh pakhh.. Linnda pinginn pipisss.. Ouhh," tangan Linda yang sudah samapi dikepala Mardi langsung meremasi rambut Mardi, pinggulnya bergoyang dengan paha mengapit kepala Mardi.

Mardi tak ingin ketinggalan Linda, saat Linda berkata ingin pipis, Mardi segera menghentikan aktifitasnya. Pertimbangan Mardi tepat, saat itu Linda sudah terbakar birahi pula, dan cairan yang keluar dari vagina Linda menunjukan kegatalan yang sangat pada vagina Linda.

"Lin.. Pipisnya nanti aja ya, ditahan dulu. Sekarang bapak kasih ilmu lainnya," Mardi kemudian menindih tubuh Linda, tetapi tangannya menopang agar Linda tak sesak napas.
"Ohh.. Pak, saya mau diapain lagi?" Linda bingung apa mau gurunya itu.
"Bapak mau kasih ilmunya lagi, tapi Linda tahan dikit ya," kata Mardi, tangannya menggenggam penisnya yang sudah tegang dan menepatkan ujungnya ke bibir vagina Linda, lalu menggesek-gesekan ujung penis itu ke bibir vagina Linda. Linda tak merasakan sakit pada vitalnya karena Mardi hanya mengesekan dipermukaan saja.

"Ahh.. Geli Pakk," Linda malah merasa geli dan nikmat digesek anunya Mardi.
"Enak nggak Lin?" Mardi mulai menciumi susu Linda bergantian kanan-kiri.
"Ohh iyyah, enak pak..," Linda mulai tersengal.

Merasa Linda sudah dipenuhi birahi, Mardi kemudian menekan pinggulnya perlahan, setahap demi setahap sambil terus menggesekan penis itu kepermukaan vagina Linda.

"Auhh.. Sakit pakhh.. Ouhh," Linda terpekik saat Mardi sedikit menekan pinngulnya. Ujung penis Mardi tepat terjepit dibibir vagina Linda yang sempit.
"Sakit ya Lin.., kalau begini gimana," Mardi menghentikan tekanannya dan kembali menggesekan penisnya dipermukaan vagina Linda.
"Nah.. Itu nggak pak.. Kok tadi sakit ya.., ouhh sakit lagi pakk," Linda kembali meringis saat Mardi kembali menekan penisnya berusaha menerobos perawan Linda. Kepala penis Mardi sudah berhasil masuk kebelahan vagina Linda, tetapi untuk menekan lebih jauh Mardi takut Linda kesakitan.
"Masih sakit sayang..?" Mardi sudah tak tahan ingin menggenjot Linda, tetapi masih ragu dan takut. Mardi hanya memompa kepala penisnya masuk keluar ke permukaan liang nikmat Linda.
"Iya pak agak sakit, tapi sekarang enak.., ahhh.. Sakit sekalii pakhhh ouhh," Linda meringis sejadinya, saat itu Mardi tak bisa lagi menahan nafsunya, penisnya ditekan lagi menerobos vagina Linda yang masih sempit. Penis Mardi masuk sampai separuh mengoyak selaput dara Linda, kini cairan bening kental bercampur bercak darah dari vagina Linda.

"Ahh.. Ampuunn sakitt pakk..," Linda berusaha mendorong tubuh Mardi, tetapi Mardi justru menekan lebih kuat, membuat penisnya terbenam separuh di vagina Linda.
"Tahan dikit Lin.. Hampir selesai, gini sakit nggak," penis yang terbenam separuh dibiarkan Mardi tak digerakan.
"Ouhh.. Iya Pakk.. Sekarang nggak sakit, kalau pelan nggak sakit pak," Linda merasa sakit divaginanya mulai hilang, dan Mardi mulai menggerakan pinggulnya naik turun perlahan.
"Sakit Lin..?.. Ouhh enak sekali pepeknya Lin..," Mardi kenikmatan poenisnya dijepiti vagina Linda yang rapat.
"Ouh.. Pelan saja pak.. Ohh.. Linda enakk pakkk," Linda tak lagi merasa sakit, Mardi lebih berani menghujamkan penisnya lebih dalam. Tapi setiap Linda meringis sakit, Mardi menghentikan sejenak, lalu lanjut lagi. Lima belas menit setelah itu, Linda tak lagi merasakan sakit, sakit itu kini berubah total menjadi nikmat yang belum pernah diterima Linda selama ini, juga Mardi yang masih ngejomblo.

"Gimana Linda.. Enak sekarang.. Ouhh.. Enakk sekali pepekmu Linn..," Mardi menggenjot Linda dengan gerakan pelan.
"Ouhh pakkhh.. Enakk pakhh, sekarang kok enakhh ahh," Linda dan Mardi merasakan nikmat yang sama.
"Pakhh Lindaa.. Mau pipisshh.. Ouhh.. Pakhhh uhhh.. Pipis Linda tuhh... Ahhh," beberapa menit kemudian Linda mencapai orgasme, tubuhnya sampai menggelinjang dan kejang-kejang.
"Ouhh Linnn.. Ouhhh... Ohhh.. Nikmatnyahh... Oh.. Ouhh," Mardi pun klimaks, semburan spermanya membasahi vagina Linda. Begitulah, Mardi akhirnya bisa memerawani Linda sekaligus menyerahkan perjakannya pada Linda. Setelah beristirahat sejenak, Mardi menyuruh Linda mengenakan pakaiannya lagi dan menyuruhnya pulang.

Dengan alasan memberikan ilmu pintar, guru bejad Mardi berhasil memetik belasan perawan bocah ingusan, yang rata-rata muridnya. Selama dua tahun Mardi sukses menjalankan aksi bejadnya itu. Sial bagi Mardi, kelakuannya membobol perawan belasan muridnya terungkap saat ia berniat mengerjai Putri, anak bu Wasti yang juga guru disana. Putri berceloteh pada ibunya, dan Wasti pun melaporkan Mardi ke Polisi. Setelah Mardi ditangkap, orang tua belasan murid yang menjadi korban termasuk Linda turut melaporkan Mardi. Mardi pun diproses dan kini mendekam di Lapas sebagai terpidana 8 tahun penjara. ***